2 Mar 2014

Rahasia Hati


سَأَقُوْلُ لَكِ سِرًّا ، فَهَلاَّ اِسْتَمَعْتِ
فَفِيْ قَلْبِيْ أَلْفُ امْرَأَةٍ  وَالْبَقِيَّةُ سَتَأْتِيْ
كُلُّهُنَّ نِمْنَ عَلَى صَدْرِيْ كَمَا نِمْتِ
وَأَجْمَـلُهُنَّ قَبَّلَتْنِيْ حَيْثُمَا قَبَّلْـتِ
أَعْرِفُ حَقًّــا أَنَّكِ قَدْ غَضِبْـتِ
فَمَا ذَنْبِيْ؟ هُنَّ أَحْبَبْنَنِيْ كَمَا أَحْبَبْتُ
وَلَكِـنْ أَنَا كَمَا أَنَا وَأَنْتِ كَمَا أَنْتِ
حِيْنَ كَانَ الْهَوَى مِلْكِيْ كُنْتُ وَكُنْتِ
لَــنْ أَقُوْلَ إِنَّكِ قَدْ مِــــتِّ
وَلَــكِنَّكِ مِنَ الْـمَوْتَ اِقْتَـرَبْتِ
وَعَلَى الْعَذَابِ الَّذِيْ تَخَافِيْنَ أَوْشَكْتِ
لَنْ أَزِيْدَ عَذَابَاتِكِ فَالآنَ اِسْتَرَحْتِ
سأعترف لكِ بسرٍّ فهلاّ هدأتِ؟
أَتَعْرِفِيْنَ الَّتِيْ أُحِبُّهَا؟..........أنتِ



شعر: صالح بن عوده

26 Mar 2012

Sya’ir Ibnul Qayyim Tentang Bidadari

Berikut ini saya terjemahkan bait-bait yang dirangkai oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah yang menyebutkan sifat-sifat bidadari, dan saya sertakan sedikit penjelasan pada sebagian bait-bait tersebut. Bait-bait ini diambil dari kitab Ibnul Qayyim yang berjudul Al-Kaafiyah As-Syaafiyah, yang dikenal juga dengan Nuuniah Ibnil Qayyim rahimahullah. Bait-bait sya’ir ini disebut dengan “Nuuniah” karena seluruh bait-bait sya’ir tersebut diakhiri dengan huruf nuun, sebagaimana nanti bisa dilihat oleh para pembaca yang budiman.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:


وَرَأَوْا عَلَى بُعْدٍ خِيَامًا مُشْرِفا ... تٍ مُشْرِقَاتِ النُّوْرِ وَالْبُرْهَانِ

Dan mereka (para lelaki penghuni surga) melihat dari kejauhan kemah kemah yang tinggi dan memancarkan cahaya dan petunjuk

فَتَيَمَّمُوْا تِلْكَ الْخِيَامَ فَآنَسُوْا ... فِيْهِنَّ أَقْمَارَا بِلاَ نُقْصَانِ

Merekapun menuju ke kemah-kemah tersebut maka mereka mendapati dalam kemah-kemah tersebut rembulan-rembulan yang sempurna tanpa kekurangan sedikitpun

مِنْ قَاصِرَاتِ الطَّرْفِ لاَ تَبْغَى سِوَى ... مَحْبُوْبِهَا مِنْ سَائِرِ الشُّبَّانِ

Para bidadari yang membatasi lirikan mata mereka, bidadari tidak menginginkan melainkan kekasihnya dari para pemuda yang ada

قَصَرَتْ عَلَيْهِ طَرْفَهَا مِنْ حُسْنِهِ ... وَالطَّرْفُ فِي ذَا الْوَجْهِ لِلنِّسْوَانَ

Sang bidadari membatasi pandangannya (hanya kepada kekasihnya) karena tampannya sang kekasih. Karenanya lirikan mata yang tertunduk adalah lirikan mata para bidadari

أَوْ أَنَّهَا قَصَرَتْ عَلَيْهِ طَرْفَهُ ... مِنْ حُسْنِهَا فَالطَّرْفٌ لِلذُّكْرَانَ

Atau sang bidadari membatasi pandangan sang kekasih (penghuni surga) karena cantiknya sang bidadari, maka dalam hal ini lirikan mata yang tunduk adalah lirikan mata sang kekasih

وَالْأَوَّلُ الْمَعْهُوْدُ مِنْ وَضْعِ الْخِطَا ... بِ فَلاَ تَحِدْ عَنْ ظَاهِرِ الْقُرْآنِ

Pendapat pertama (yaitu lirikan mata yang tertunduk adalah lirikan mata bidadari) itulah pendapat yang merupakan dzahir dari ayat Al-Qur’an, maka janganlah engkau berpaling dari dzahirnya Al-Qur’an

وَلَرُبَّمَا دَلَّتْ إِشَارَتُهُ عَلَى الثَّـ ... ـانِي فَتِلْكَ إِشَارَةٌ لِمَعَانِ

Dan bisa jadi pendapat yang kedua (bahwasanya lirikan mata yang tertunduk adalah lirikan mata para lelaki penghuni surga) ditunjukan oleh pendapat yang pertama, maka itu adalah penunjukan ayat dan bukan makna dari dzahirnya ayat al-quran

Penjelasan : Dalam bait-bait ini Ibnul Qayyim memberi isyarat tentang adanya dua pendapat di kalangan para ulama tentang firman Allah

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ




“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangan, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin” (QS Ar-Rahman : 56).


Pendapat pertama adalah para bidadari menundukan pandangannya, mereka hanya melihat kepada para suami mereka penghuni surga. Hal ini karena para bidadari memang tidak mengenal para lelaki kecuali suami-suami mereka penghuni surga. Bahkan mereka tidak pernah disentuh sedikitpun oleh lelaki lain baik dari kalangan manusia maupun kalangan jin. Sungguh mereka tidak disentuh kecuali oleh suami mereka penghuni surga. Jadilah suami mereka adalah yang tertampan dan terbaik serta terindah di mata para bidadari. Mereka tidak pernah membandingkan suami mereka ini dengan lelaki yang lain, apalagi sampai melirik lelaki lain. Kecintaan mereka dan fikiran mereka hanyalah untuk melayani suami mereka, karena para bidadari memang diciptakan oleh Allah hanya untuk mencintai dan merindukan serta melayani suami mereka. Hal ini tentunya berbeda dengan para wanita dunia yang sering membandingkan suami mereka dengan lelaki yang lain, yang hal ini tentu sangat menyakitkan hati suami mereka. Bahkan para wanita dunia tertawan dengan ketampanan lelaki yang lain….sungguh jauh berbeda dengan sifat para bidadari yang tidak melirik dan memandang kecuali kepada suami mereka.


Pendapat pertama inilah pendapat yang dipilih oleh Ibnul Qayyim rahimahullah.


Adapun pendapat kedua, yaitu para bidadari menundukan pandangan para suami mereka, karena terlalu cantik dan menawannya para bidadari sehingga tidaklah terbetik dalam hati suami mereka untuk melirik wanita yang lain, karena kepuasan sudah ia dapatkan dalam kecantikan wajah dan kemolekan tubuh para bidadari. Yang hal ini tentunya berbeda dengan wanita dunia, bagaimanapun seorang lelaki memiliki seorang istri yang sangat cantik jelita toh hati sang lelaki masih melirik ke wanita yang lain, bahkan meskipun sang lelaki telah memiliki empat istri dari wanita dunia.


Kemudian Ibnul Qayyim berkata lagi :
هَذَا وَلَيْسَ الْقَاصِرَاتُ كَمَنْ غَدَتْ ... مَقْصُوْرَةً فَهُمَا إِذًا صِنْفَانِ


Dan para bidadari yang menunjukan lirikan mata ini, mereka bukanlah para bidadari yang terpingit, maka kalau begitu ada dua model para bidadari
Ibnul Qayyim mengisyaratkan bahwa ada dua jenis bidadari yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an, yang pertama adalah Bidadari yang menundukan pandangan yang Allah sebutkan dalam surat Ar-Rahman ayat 56, setelah itu Allah menyebutkan ada tingkatan surga yang lebih rendah derajatnya. Allah berfirman


وَمِنْ دُونِهِمَا جَنَّتَانِ

“Dan selain dari dua syurga itu ada dua syurga lagi (yang lebih rendah derajatnya)”
(QS Ar-Rahman : 62)



Lalu Allah sebutkan bahwa dalam surga yang lebih rendah derajatnya ini ada jenis bidadari yang kedua, Allah berfirman :


فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٧١)حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (٧٢)


“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah (QS Ar-Rahman :70-72)


***




Selanjutnya Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan tentang sifat-sifat para wanita yang mengkhianati para suami-suami mereka. Beliau berkata :


يَا مُطْلِقَ الطَّرْفِ الْمُعَذَّبِ فِي الأُلَى ... جُرِّدْنَ عَنْ حُسْنٍ وَعَنْ إِحْسَانِ


Wahai orang yang tersiksa yang mengumbar pandangannya pada para wanita dunia ketahuilah bahwa para wanita dunia telah dihilangkan dari mereka kecantikan dan kebaikan (tentunya para wanita dunia memiliki kecantikan dan kebaikan, hanya saja tidak sebanding dengan kecantikan dan kebaikan bidadari-pen)


لاَ تَسْبِيَنَّكَ صُوْرُةٌ مِنْ تَحْتِهَا ... الدَّاءُ الدَّوِيُّ تَبُوْءُ بِالْخُسْرَانِ


Maka janganlah engkau tertawan oleh rupa mereka (yang nampaknya cantik) sementara dibalik rupa tersebut ada penyakit, akhirnya engkau akan membawa kerugian


قَبُحَتْ خَلاَئِقُهَا وَقَبُحَ فِعْلُهَا ... شَيْطَانَةٌ فِي صُوْرَةِ الْإِنْسَانَ


Rupa wanita dunia buruk dan demikian pula tingkahnya, syaitan perempuan yang datang dalam bentuk manusia


تَنْقَادُ لِلْأَنْذَالَ وَالْأَرْذَالِ هُمْ ... أَكِفَّاؤُهَا مِنْ دُوْنِ ذِيْ الْإِحْسَانِ


Wanita dunia tergoda oleh para lelaki yang rendah dan hina, tangan-tangannya tunduk kepada mereka bukan kepada lelaki yang baik


مَا ثَمَّ مِنْ دِيْنٍ وَلاَ عَقْلٍ وَلاَ ... خُلُقٍ وَلاَ خَوْفٍ مِنَ الرَّحْمَانِ


Tidak memiliki agama, tanpa akal, tanpa akhlak, serta tidak takut kepada Ar-Rahman


وَجَمَالُهَا زُوْرٌ وَمَصْنوْعٌ فَإِنْ ... تَرَكَتْهُ لَمْ تَطْمَحْ لَهَا الْعَيْنَانِ


Kecantikanya hanyalah kedustaan dan dibuat-buat, jika ia meninggalkan kecantikannya maka mata-mata tidak ada lagi yang tertarik kepadanya


طُبِعَتْ عَلَى تَرْكِ الْحِفَاظِ فَمَا لَهَا ... بَوَفَاءِ حَقِّ الْبَعْلِ قَطُّ يَدَانِ


Ia diciptakan dalam kondisi tidak bisa menjaga, karenanya ia tidak bisa menjaga dan tidak mampu menunaikan hak suami


إِنْ قَصَّرَ السَّاعِي عَلَيْهَا سَاعَةً ... قَالَتْ وَهَلْ أَوْلَيْتَ مِنْ إِحْسَانِ


Jika sang suami kurang dalam menunaikan haknya sesaat maka ia akan berkata, “Apakah engkau pernah berbuat baik kepadaku sedikitpun?”


أَوْ رَامَ تَقْوِِيْمًا لَهَا اسْتَعْصَتْ وَلَمْ ... تَقْبَلْ سِوَى التَّعْوِيْجِ وَالنُّقْصَانِ


Atau jika sang suami menginginkan untuk meluruskannya maka ia menolak dan tidak mau menerima kecuali ingin tetap bengkok dan kurang


أّفْكَارُهَا فِي الْمَكْرِ وَالْكَيْدِ الَّذِي ... قَدَ حَارَ فِيْهِ فِكْرَةُ الْإِنْسَانِ


Pikirannya selalu membuat makar dan tipuan terhadap suaminya yang hal ini membuat bingung pikiran manusia


فَجَمَالُهَا قِشْرٌ رَقِيْقٌ تَحْتَهُ ... مَا شِئْتَ مِنْ عَيْبٍ وَمِنْ نُقْصَانِ


Kecantikannya hanyalah kulit tipis, yang dibalik kulit tipis tersebut terlalu banyak aib dan kekurangan


نَقْدٌ رَدِيْءٌ فَوْقَهُ مِنْ فِضَّةٍ ... شَيْءٌ يُظَنٌّ بِهِ مِنَ الْأَثْمَانِ


Ibarat uang logam yang buruk akan tetapi dilapisi perak, maka disangka merupakan logam yang berharga


فَالنَّاقِدُوْنَ يَرَوْنَ مَاذَا تَحْتَهُ ... وَالنَّاسُ أَكْثُرُهُمْ مِنَ الْعُمْيَانِ


Akan tetapi orang-orang yang jeli melihat logam yang buruk di bawah perak tersebut, adapun kebanyakan orang-orang buta tidak melihat keburukan yang tersembunyi tersebut


أَمَا جَمِيْلاَتُ الْوُجُوْهِ فَخَائِنَا ... تٌ بُعُوْلَهُنَّ وَهُنَّ لِلْأَخْدَانِ


Adapun wanita-wanita yang cantik jelita wajah-wajah mereka, maka mereka adalah wanita-wanita yang mengkhianati suami-suami mereka, para wanita tersebut adalah milik pacar-pacar selingkuh mereka


وَالْحَافِظَاتُ الْغَيْبَ مِنْهُنَّ الَّتِي ... قَدْ أَصْبَحَتْ فَرْدًا مِنَ النِّسْوَانِ


Adapun wanita-wanita yang menjaga diri tatkala tidak ada suami-suami mereka maka sangatlah sedikit diantara para wanita dunia


فَانْظُرْ مَصَارِعَ مَنْ يَلِيْكَ وَمَنْ خَلاَ ... مِنْ قَبْلُ مِنْ شَيْبٍ وَمِنْ شُبَّانِ


Maka lihatlah keterpurukan orang-orang yang setelahmu dan yang telah lalu dari kalangan orang-orang tua dan para pemuda (akibat ulah para wanita dunia-pen)


وَارْغَبْ بِعَقْلِكَ أَنْ تَبِيْعَ الْعَالِيَ الْـ ... ـبَاقِي بِذَا الْأَدْنَى الَّذِي هُوَ فَانِ


Dan gunakanlah akalmu, apakah engkau hendak menukarkan suatu yang bernilai dan abadi (yaitu bidadari surga) dengan wanita dunia yang hina dan akan sirna?


إِنْ كَانَ قَدْ أَعْيَاكَ خُوْدٌ مِثْلُ مَا ... تَبْغِي وَلَمْ تَظْفَرْ إِلَى ذَا الآنِ


Jika engkau tidak mampu untuk meraih wanita (yang cantik dan sholihah) sebagaimana yang kau harapkan hingga saat ini


فَاخْطُبْ مِنَ الرَّحْمَنِ خُوْدًا ثُمَّ قَدِّ ... مْ مَهْرَهَا مَا دُمْتَ ذَا إِمْكَانِ


Maka majukanlah lamaranmu kepada Allah untuk melamar bidadari, lalu serahkan maharnya, selama engkau masih mampu melakukannya


ذَاكَ النِّكَاحُ عَلَيْكَ أَيْسَرُ إِنْ يَكُنْ ... لَكَ نِسْبَةٌ لِلْعِلْمِ وَالْإِيْمَانِ


Pernikahan dengan bidadari lebih mudah bagimu jika engkau memiliki ilmu dan keimanan


وَاللهِ لَمْ تَخْرُجْ إِلَى الدُّنْيَا لِلَذَّ ... ةِ عَيْشُهَا أَوْ لِلْحُطاَمِ الْفَانِي


Demi Allah, engkau tidaklah keluar di dunia ini hanya untuk menikmati kelezatan kehidupan dunia atau harta benda dunia yang akan sirna


لَكِنْ خَرَجْتَ لِكَيْ تُعِدَّ الزَّادَ لِلْـ ... أُخْرَى فَجِئْتَ بَأَقْبَحِ الْخُسْرَانِ


Akan tetapi engkau keluar di muka bumi ini untuk mempersiapkan bekal akhirat, akan tetapi engkau malah menjadi orang yang sangat merugi


أَهْمَلْتَ جَمْعَ الزَّادِ حَتَّى فَاتَ بَلْ ... فَاتَ الَّذِي أَلْهَاكَ عَنْ ذَا الشَّانِ


Engkau lalai dari mengumpulkan bekal akhirat hingga lenyaplah kesempatan bahkan sirnalah dunia yang melalaikan engkau dari perkara yang penting (akhirat)


وَاللهِ لَوْ أَنَّ الْقُلُوْبَ سَلِيْمَةٌ ... لَتَقَطَّعَتْ أَسَفًا مِنَ الْحِرْمَانِ


Demi Allah kalau seandainya hati-hati itu bersih maka tentu hati-hati akan tercabik-cabik bersedih karena terhalangnya (dari meraih akhirat)


لَكِنَّهَا سَكْرَى بِحُبِّ حَيَاتِهَا الدُّ ... نْيَا وَسَوْفَ تُفِيْقُ بَعْدَ زَمَانِ


Akan tetapi karena sikap mabuk kepayang kepada kehidupan dunia (sehingga hati tidak bersedih tatkala terhalang dari kabaikan akhirat dan amal sholeh), akan tetapi suatu saat engkau akan sadar (yaitu tatkala datang kematian)
***


Setelah Ibnul Qayyim menyebutkan sifat-sifat wanita dunia yang penuh dengan kekurangan, maka beliaupun mulai menyebutkan sifat-sifat bidadari. Beliau berkata :


فَاسْمَعْ صِفَاتِ عَرَائِسِ الْجَنَّاتِ ثُمَّ اخْـ ... ـتَرْ لِنَفْسِكَ يَا أَخَا الْعِرْفَانِ


Dengarlah sifat-sifat para para mempelai wanita di surga, lalu pilihlah untuk dirimu wahai saudaraku (apakah engkau memilih wanita dunia yang telah lalu sifat-sifat mereka, ataukah engkau memilih para bidadari?-pen)


حُوْرٌ حِسَانٌ قَدْ كَمُلْنَ خَلاَئِقًا ... وَمَحَاسِنًا مِنْ أَجْمَلِ النِّسْوَانِ


Wanita-wanita yang cantik menawan dan jelita mata-mata mereka, sempurna tubuh mereka dan kemolekan mereka, wanita-wanita yang tercantik


حَتَّى يَحَارَ الطَّرْفُ فِي الْحُسْنِ الَّذِي ... قَدْ أُلْبِسَتْ فَالطَّرْفُ كَالْحَيْرَانِ


Sampai-sampai pandangan menjadi terheran-heran karena memandang keelokan yang telah dihiaskan pada mereka, maka jadilah pandangan terperangah


وَيَقُوْلُ لَمَا أَنْ يُشَاهِدَ حُسْنَهَا ... سُبْحَانَ مُعْطِي الْحُسْنِ وَالْإِحْسَانِ


Dan penghuni surga tatkala melihat keelokan sang bidadari maka ia seraya berkata, “Maha suci Allah yang telah menganugerahkan keelokan dan kebaikan”


وَالطَّرْفُ يَشْرَبُ مِنْ كُؤُوْسِ جَمَالِهَا ... فَتَرَاهُ مِثْلَ الشَّارِبِ النَّشْوَانِ


Maka pandangan mata meneguk dari gelas-gelas (yang dipenuhi dengan) kecantikan bidadari tersebut maka engkau akan melihatnya seperti peminum yang sedang mabuk kepayang


كَمُلَتْ خَلاَئِقُهَا وَأُكْمِلَ حُسْنُهَا ... كَالْبَدْرِ لَيْلَ السِّتِّ بَعْدَ ثَمَانِ


Sungguh sempurna tubuh sang bidadari dan telah disempurnakan pula keelokannya, maka jadilah seperti rembulan tatkala malam ke lima belas


وَالشَّمْسُ تَجْرِي فِي مَحَاسِنِ وَجْهِهَا ... وَاللَّيْلُ تَحْتَ ذَوَائِبِ الْأَغْصَانِ


Dan matahari bergulir dalam keindahan rupa wajahnya, dan malam juga bergulir di bawah ikatan-ikatan kepang rambutnya


فَتَرَاهُ يَعْجَبُ وَهُوَ مَوْضِعُ ذَاكَ مِنْ ... لَيْلٍ وَشَمْسٍ كَيْفَ يَجْتَمِعَانِ


Maka engkau akan melihatnya terkagum-kagum, yaitu pada kondisi demikian kok bisa malam dan matahari tergabungkan


فَيَقُوْلُ سُبْحَانَ الَّذِي ذَا صُنْعُهُ ... سُبْحَانَ مُتْقِنِ صُنْعَةِ الْإِنْسَانِ


Maka iapun berkata, “Maha suci Allah yang demikian indah ciptaannya, maha suci Allah yang menyempurnakan penciptaan sang bidadari”


لاَ الَّيْلُ يُدْرِكُ شَمْسَهَا فَتَغِيْبُ عِنْـ ... ـدَ مَجِيْئِهِ حَتَّى الصَّبَاحِ الثَّانِي


Malam tidaklah menemui mataharinya sehingga matahari tidak tenggelam tatkala tiba malam hari hingga esok pagi


وَالشَّمْسُ لاَ تَأْتِي بِطَرْدِ اللَّيْلِ بَلْ ... يَتَصَاحَبَانِ كِلاَهُمَا أَخْوَانِ


Dan matahari juga tidak mengusir malam, bahkan keduanya bersahabat dan bersaudara


وَكِلاَهُمَا مِرْآةُ صَاحِبِهِ إِذَا ... مَا شَاءَ يُبْصِرُ وَجْهَهُ يَرَيَانِ


Keduanya merupakan cahaya pemiliknya, jika ia hendak melihat wajahnya maka keduanya akan melihat
Penjelasan : Dalam hadits yang shahih Rasulullah bersabda :


وَأَزْوَاجٌ وَوَصَائِفُ أَدْنَاهُنَّ حَوْرَاءُ عَيْنَاءُ عَلَيْهَا سَبْعُوْنَ حُلَّةً يُرَى مُخُ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ حُلَلِهَا، كَبِدُهَا مِرْآتُهُ وَكَبِدُهُ مِرْآتُهَا إِذَا أَعْرَضَ عَنْهَا إِعْرَاضَةً ازْدَادَتْ فِي عَيْنِهِ سَبْعِيْنَ ضِعْفًا عَمَّا كَانَتْ قَبْلَ ذَلِكَ، فَيَقُوْلُ لَهَا وَاللهِ لَقَدْ ازْدَدْتِ فِي عَيْنِي سَبْعِيْنَ ضِعْفًا وَتَقُوْلُ لَهُ وَأَنْتَ لَقَدِ ازْدَدْتَ فِي عَيْنِي سَبْعِيْنَ ضِعْفًا


“Dan para istri serta para pelayan, yang paling rendah diantara mereka adalah bidadari yang memakai 70 gaun, terlihat sum-sum betisnya di balik gaun-gaun tersebut. Hati sang bidadari merupakan cermin bagi sang lelaki dan hati sang lelaki juga menjadi cermin bagi sang bidadari. Jika sang lelaki (penghuni surga) berpaling dari sang bidadari (kemudian kembali kepada sang bidadari-pen) maka sang bidadari akan bertambah cantik 70 kali lipat dari sebelumnya. Maka sang lelakipun berkata, “Demi Allah dikau telah bertambah cantik 70 kali lipat di mataku”, maka sang bidadari juga berkata kepada sang lelaki, “Demikian juga engkau bertambah ketampananmu 70 kali lipat di mataku” (Hadits ini di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih at-Targhiib wa at-Tarhiib 3/227 no 3591)


Adapun hadits yang menyebutkan bahwa wajah bidadari seperti cermin dan juga sebaliknya wajah sang lelaki juga seperti cermin maka haditsnya lemah. Diriwayatkan bahwasanya Nabi bersabda


إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَّكِئُ فِي الْجَنَّةِ سَبْعِينَ سَنَةً قَبْلَ أَنْ يَتَحَوَّلَ ثُمَّ تَأْتِيهِ امْرَأَتُهُ فَتَضْرِبُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ فَيَنْظُرُ وَجْهَهُ فِي خَدِّهَا أَصْفَى مِنْ الْمِرْآةِ


“Sesungguhnya seorang lelaki bertelekan di surga selama 70 tahun sebelum ia berpindah, kemudian datanglah kepadanya seorang wanita lalu menepuk pundak sang lelaki, mak sang lelakipun melihat wajahnya tercerminkan di pipi sang wanita, lebih bening daripada kaca” (HR Ahmad 18/243 no 11715 dan dinyatakan dha’iif oleh Al-Arnauuth dan Syaikh Al-Albani dalam Dha’iif at-Targhiib wa at-Tarhiib 2/250 no 2213)


فَيَرَى مَحَاسِنَ وَجْهِهِ فِي وَجْهِهَا ... وَتَرَى مَحَاسِنَهَا بِهِ بِعَيَانِ


Maka ia akan melihat ketampanan wajahnya di wajah sang bidadari, dan bidadari akan melihat kecantikannya pada sang lelaki dengan pandangan mata


حُمْرُ الْخُدُوْدِ ثُغُوْرُهُنَّ لَآلِئُ ... سُوْدُ الْعُيُوْنِ فَوَاتِرُ الْأَجْفَانِ


Sungguh putih (kemerah-merahan) pipi-pipi para bidadari, gigi-gigi mereka adalah untaian mutiara, lingkaran pupil mata yang sangat hitam dengan lobang mata yang tidak terlalu cekung


وَالْبَرْقُ يَبْدُو حِيْنَ يَبْسِمُ ثَغْرُهَا ... فَيُضِيْءُ سَقْفَ الْقَصْرِ بِالْجُدْرَانِ


Dan Nampak cahaya tatkala mulutnya tersenyum, maka menyinari langit-langit istana dan dinding-dindingnya


وَلَقَدْ رَوَيْنَا أَنَّ بَرْقًا سَاطِعًا ... يَبْدُو فَيَسْأَلُ عَنْهَ مَنْ بِجَنَانِ


Dan sungguh kami telah meriwayatkan bahwasanya ada sebuah cahaya yang terang muncul maka para penghuni surga bertanya-tanya tentang cahaya tersebut


فَيُقَالُ هَذَا ضَوْءُ ثَغْرٍ ضَاحِكٍ ... فِي الْجَنَّةِ الْعُلْيَا كَمَا تَرَيَانِ


Maka dikabarkan bahwasanya ini adalah cahaya yang keluar dari mulut seorang bidadari yang ada di surga yang tinggi sebagaimana yang engkau lihat


Penjelasan : Diriwayatkan bahwasanya Nabi bersabda


سَطَعَ نُوْرٌ فِي الْجَنَّةِ ، فَرَفَعُوا رُؤُوْسَهُمْ ، فَإِذَا هُوَ مِنْ ثَغْرِ حَوْرَاءَ ضَحِكَتْ فِي وَجْهِ زَوْجِهَا


“Nampak sebuah cahaya di surga maka penduduk surgapun mengangkat kepala-kepala mereka, ternyata cahaya tersebut keluar dari tawa bidadari di hadapan suaminya” (Hadits ini dinilai maudhuu’/palsu oleh syaikh Al-Albani, lihat Ad-Dha’iifah 8/174 no 3699)
للهِ لاَثِمُ ذَلِكَ الثَّغِرِ الَّذِي ... فِي لَثْمِهِ إِدْرَاكُ كُلِّ أَمَانِ


Demi Allah (sungguh bahagia) orang yang mengecup mulut bidadari tersebut yang dalam kecupan tersebut ia akan merasakan penuh rasa tentram


وَالْقَدُّ مِنْهَا كَالْقَضِيْبِ اللَّدُن فِي...حُسْنِ الْقِوَامِ كَأَوْسَطِ الْقُضْبَانِ


Dan perawakan tinggi tubuh sang bidadari seperti batang/dahan pohon yang semampai dengan ketinggian yang cantik sebagaimana batang pohon yang semampai (tidak tinggi dan tidak rendah-pen)


فِي مَغْرِسٍ كَالْعَاجِ تَحْسَبُ أَنَّهُ ...  عَالِي النَّقَا أَوْ وَاحِدُ الْكُثْبَانِ


Yang batang pohon yang semampai tersebut tertancap seperti gading (yang putih), engkau melihatnya tinggi bersih atau seperti sebuah tumpukan pasir putih


Penjelasan : Diumpamakan tubuh bidadari seperti batang/dahan pohon yang basah karena segarnya tubuh bidadari tersebut, dan dimisalkan tubuh bidadari seperti gading yang putih karena padat dan montok serta putihnya tubuh bidadari tersebut.


لاَ الظَّهْرُ يَلْحَقُهَا وَلَيْسَ ثُدِيُّهَا ... بِلَوَاحِقٍ لِلْبَطْنِ أَوْ بِدَوَانِ


Maka tidaklah bidadari itu pendek, dan tidaklah pula buah dadanya menempel pada perut atau menjulur ke bawah


لَكِنَّهُنَّ كَوَاعِبُ وَنَوَاهِدُ ... فَثُدِيُّهُنَّ كَأَلْطَفِ الرُّمَّانِ


Akan tetapi buah dada mereka bundar dan tegak… maka payudara mereka seperti buah delima yang paling halus


Penjelasan : Tentang buah dada bidadari maka Allah telah berfirman:


وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (٣٣)

“(Bagi penghuni surga para bidadari) yang buah dada mereka bulat melingkar serta remaja yang sebaya”
(An-Naba’ : 33)



Ibnu Katsiir berkata:


قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَمَجَاهِدٌ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ: { كَوَاعِبَ } أَيْ: نَوَاهِدَ، يَعْنُوْنَ أَنَّ ثُدُيَّهُنَّ نَوَاهِدُ لَمْ يَتَدَلِّيْنَ لِأَنَّهُنَّ أَبْكَارٌ


“Ibnu Abbas, Mujahid, selain mereka berdua telah berkata “Kawaa’ib” artinya adalah yang tegak, maksud mereka adalah buah dada para bidadari tegak dan tidak terjulur ke bawah, karena mereka adalah gadis-gadis perawan” (Tafsiir Ibnu Katsiir 8/308)


Ar-Roozi berkata :


كَوَاعِبُ جَمْعُ كَاعِبٍ وَهِيَ النَّوَاهِدُ الَّتِي تَكَعَّبَتْ ثُدِيُّهُنَّ وَتَفَلَّكَتْ


“Kawaa’ib (dalam bahasa Arab) adalah kata jamak dari kata mufrod Kaa’ib, dan maknanya adalah buah dada yang tegak yang membundar dan membulat” (Mafaatiih al-Ghaib 31/19)


وَالْجَيَدُ ذُوْ طُوْلٍ وُحُسْنٍ فِي بَيَا ... ضٍ وَاعْتِدَالٍ لَيْسَ ذَا نُكْرَانِ


Bidadari yang memiliki leher yang ttinggi dan cantik dalam putihnya kulitnya dengan penuh keseimbangan tanpa ada sifat yang diingkari


يَشْكُو الْحُلِيُّ بِعَادَهُ فَلَهُ مَدَى الْـ ... أَيَّامِ وَسْوَاسٌ مِنَ الْهِجْرَانِ


Hingga perhiasan (kalung) yang ada di dadanya mengeluhkan jauhnya ia dari leher sang bidadari (yang menunjukkan tingginya leher bidadari-pen), maka baginya sejauh hari-hari yang penuh dengan kegelisahan karena terpisah jauh dari leher sang bidadari


وَالْمِعْصَمَانِ فَإِنْ تَشَأْ شَبِّهْهُمَا ... بِسَبِيْكَتَيْنِ عَلَيْهِمَا كَفَّانِ


Dan kedua pergelangan tangan sang bidadari –jika engkau suka- maka serupakanlah dengan dua batang emas yang dua telapak tangan berada di atas dua batang emas tersebut


كَالزُّبْدِ لِيْنًا فِي نُعُوْمَةِ مَلْمَسٍ ... أَصْدَافُ دُرٍّ دُوِّرَتْ بَوَزَانِ


Lembutnya sentuhan bidadari seperti lembutnya yogurt, sungguh kedua pergelangan bidadari seperti mutiara-mutiara yang dijadikan bulat dengan penuh keseimbangan


وَالصَّدْرُ مَتَّسِعٌ عَلَى بَطْنٍ لَهَا ... حُفَّتْ بِهِ خِصْرَانِ ذاتُ ثَمَانِ


Dan dada bidadari melebar di atas perutnya…. Dilingkupi oleh dua pinggangnya yang bodinya membentuk delepan lekukan


وَعَلَيْهَا أَحْسَنُ سُرَّةٍ هِيَ مَجْمَعُ الْـ ... ـخِصْرَيْنِ قَدْ غَارَتْ مِنَ الأَعْكَانِ


Dan di atas pinggangnya ada pusar yang sang sangat indah, yang pusar tersebut adalah tempat bertemunya dua pinggang, dan pusar tersebut telah berbentuk cekung ke dalam karena dikelilingi perut


حَقٌّ مِنَ الْعَاجِ اسْتَدَارَ وَحَوْلَهُ ... حَبَّاتُ مِسْكٍ وَجَلَّ ذُوْ الْإِتْقَانِ


Sungguh cekungnya pusar tersebut sangat mirip dengan cekung dan bulat (serta putihnya) gading, dan disekelilingnya dihiasi dengan butiran-butiran kesturi, dan sungguh maha tinggi Allah Yang maha sempurna penciptaanNya


وَإِذَا انْحَدَرْتَ رَأَيْتَ أمراً هَائِلاً... مَا لِلصِّفَاتِ عَلَيْهِ مِنْ سُلْطَانِ


Jika engkau memandang apa yang ada di bawah pusar sang bidadari maka engkau akan melihat perkara yang menakjubkan (tentang kemaluan sang bidadari-pen), tidak ada kemampuan untuk bisa menjelaskan sifat-sifat perkara tersebut.


لاَ الْحَيْضُ يَغْشَاهُ وَلاَ بَوْلٌ وَلاَ ... شَيْءٌ مِنَ الآفَاتِ فِي النِّسْوَانِ


Tidak ada darah haid yang menutupinya dan tidak juga ada air kencing, serta tidak ada sesuatupun dari hal-hal buruk yang terdapat pada wanita-wanita dunia
Penjelasan : Allah berfirman tentang sucinya bidadari :


وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”
(QS Al-Baqoroh :25)



وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلا ظَلِيلا (٥٧)

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman”
(QS An-Nisaa : 57)



Ibnu Mas’uud, Mujahid, ‘Ataa’, dan Qataadah berkata :


لاَ يَحِضْنَ وَلاَ يُمْنِيْنَ وَلاَ يَلِدْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطْنَ وَلاَ يَبُلْنَ وَلاَ يَبْزُقْنَ


“(Istri-istri yang disucikan yaitu) mereka tidak haid, tidak mengeluarkan air mani, tidak melahirkan, tidak buang air besar, tidak buang air kecil, dan tidak meludah” (Lihat Ad-Dur Al-Mantsuur 1/97-98)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:


أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّذِيْنَ عَلَى إِثْرِهِمْ كَأَشَدِّ كَوْكَبٍ إِضَاءَةً، قُلُوْبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، كُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا يُرَى مُخُ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ لَحْمِهَا مِنَ الْحَسَنِ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا لاَ يَسْقَمُوْنَ وَلاَ يَتَمَخَّطُوْنَ وَلاَ يَبْصُقُوْنَ آنِيَتُهُمْ الذَّهَبُ وَالْفِضَّةُ وَأَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ وَقُوْدُ مَجَامِرِهِمْ الأُلُوَّةَ وَرِشْحُهُمْ الْمِسْكُ


“Rombongan yang pertama kali masuk surga dalam bentuk rembulan di malam purnama, dan rombongan berikutnya seperti bintang yang paling terang cahayanya, hati-hati mereka satu, tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada saling membenci, masing-masing dari mereka mendapatkan dua orang istri (bidadari), masing-masing dari kedua bidadari tersebut terlihat sum-sum betisnya di belakang dagingnya karena terlalu indahnya, mereka bertasbih kepada Allah pagi dan sore hari, mereka tidak sakit, tidak beringus, tidak meludah, bejana-bejana mereka dari emas dan perak, sisir-sisir mereka dari emas, kayu yang dibakar untuk wewangian adalah kayu gaharu, dan keringat mereka adalah minyak kesturi” (HR Al-Bukhari no 3074 dan Muslim  no 7330)


Hadits ini menunjukkan bahwa seluruh penghuni surga (bukan hanya bidadari saja) disucikan oleh Allah sehingga tidak memiliki kotoran yang keluar dari tubuh mereka.


فَخِذَانِ قَد حَفَا بِهِ حَرَسًا لَهُ ... فَجَنَابُهُ فِي عِزَّةٍ وِصِيَانِ


Dua paha yang telah meliputi perkara tersebut (kemaluan sang bidadari-pen) dan menjaganya, maka sisi kemaluan bidadari tersebut telah terjaga di bawah penjagaan dan keperkasaan


قَامَا بِخِدْمَتِهِ هُوَ السُّلْطَانُ بَيْـ ... ـنَهُمَا وَحَقٌّ طَاعَةُ السُّلْطَانِ


Kedua paha tersebut melayani kemaluan sang bidadari, dialah sang raja diantara kedua paha tersebut, dan merupakan hak untuk menaati sang raja


وَجِمَاعُهَا فَهُوَ الشِّفَا لِصَبِّهَا ... فَالصَّبُّ مِنْهُ لَيْسَ بِالضَّجْرَانِ


Dan menyetubuhi bidadari merupakan penawar dan obat kecintaannya kepada sang bidadari, maka kecintaan dari sang lelaki dan bukanlah kegelisahan


وَإِذَا يُجَامِعُهَا تَعُوْدُ كَمَا أَتَتْ ... بِكْرًا بِغَيْرِ دَمٍ وَلاَ نُقْصَانِ


Jika ia menyetubuhi sang bidadari maka sang bidadari akan kembali lagi keperawanannya tanpa ada darah dan tanpa ada kekurangan sama sekali


فَهُوَ الشَّهِيُّ وَعُضْوُهُ لاَ يَنْثَنِي ... جَاءَ الْحَدِيْثُ بِذَا بِلاَ نُكْرَانِ


Dialah sang lelaki yang berhasrat, dan kemaluannya tidak akan bengkok (loyo) sebagaimana ada hadits Nabi yang menjelaskan akan hal ini, tidak perlu diingkari


وَلَقَدْ رَوَيْنَا أَنَّ شُغْلَهُمُ الَّذِي ... قَدْ جَاءَ فِي يَاسِيْنَ دُوْنَ بَيَانِ


Dan sungguh kami telah meriwayatkan bahwasanya kesibukan mereka yang telah disebutkan dalam surat yaasiin tanpa perlu penjelasan lagi


شُغْلُ الْعَرُوْسِ بِعُرْسِهِ مِنْ بَعْدِمَا ... عَبَثَتْ بِهِ الْأَشْوَاقُ طُوْلَ زَمَانِ


Yaitu kesibukan seorang pengantin mempelai lelaki dengan mempelai wanitanya, setelah sekian lama sang mempelai lelaki telah diombang ambingkan oleh kerinduan


بِاللهِ لاَ تَسْأَلْهُ عَنْ أَشْغَالِهِ ... تِلْكَ اللَّيَالِي شَأْنُهُ ذُوْ شَانِ


Demi Allah janganlah engkau bertanya kepadanya tentang kesibukannya pada malam-malam itu…perkaranya sangat hebat


وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلاً بِصَبٍّ غَابَ عَنْ ... مَحْبُوْبِهِ فِي شَاسِعِ الْبُلْدَانِ


Dan buatlah perumpamaan kepada mereka dengan seorang pria yang memendam kerinduan dan telah terpisah lama dari kekasihnya di negeri yang jauh


وَالشَّوْقُ يُزْعِجُهُ إِلَيْهِ وَمَا لَهُ ... بِلِقَائِهِ سَبَبٌ مِنَ الْإِمْكَانِ


Kerinduan senantiasa menggelisahkannya, namun tidak ada kemungkinan untuk bertemu dengan kekasihnya


وَافَى إِلَيْهِ بَعْدَ طُوْلِ مَغِيْبِهِ ... عَنْهُ وَصَارَ الْوَصْلُ ذَا إِمْكَانِ


Setelah lama berpisah dari kekasihnya tiba-tiba mungkin baginya untuk bisa bertemu dengan kekasihnya


أَتَلُوْمُهُ إِنْ صَارَ ذَا شُغْلٍ بِهِ ... لاَ وَالَّذِي أَعْطَى بِلاَ حُسْبَانِ


Maka apakah engkau mencelanya jika lantas iapun sibuk (bersetubuh) dengan kekasihnya? Tentu tidak, demi Dzat yang memberikan karunia tanpa batasan


يَا رَبِّ غُفْرًا قَدْ طَغَتْ أَقْلاَمُنَا ... يَا رَبِّ مَعْذِرَةً مِنَ الطُّغْيَانِ


Wahai Robku ampunilah kami, pena-pena kami telah melampaui batas (dalam mensifati para bidadari), waha Robku maafkanlah kami karena sikap melampaui batas ini
***






أَقْدَامُهَا مِنْ فِضَّةٍ قَدْ رُكِّبَتْ ... مِنْ فَوْقِهَا سَاقَانِ مُلْتَفَّانِ


Kaki-kaki sang bidadari dari perak (putih dan padat), telah disusun di atasnya dua betis yang saling rapat


وَالسَّاقُ مِثْلُ الْعَاجِ مَلْمُوْمُ يُرَى ... مُخُ الْعِظَامِ وَرَاءَهُ بِعِيَانِ


Dan betis seperti gading (yang padat dan putih), terhimpun yang terlihat dengan pandangan mata sum-sum tulang di belakang tulang


وَالرِّيْحُ مِسْكٌ الْجُسُوْمُ نَوَاعِمُ ... وَاللَّوْنُ كَالْيَاقُوْتِ وَالْمَرْجَانِ


Dan aroma tubuh sang bidadari adalah harumnya kesturi dan tubuhnya yang lembut dan halus, warna kulitnya seperti permata dan mutiara


وَكَلاَمُهَا يَسْبِي الْعُقُوْلَ بِنَغْمَةٍ ... زَادَتْ عَلَى الْأَوْتَارِ وَالْعِيْدَانِ


Ucapan-ucapan sang bidadari menawan akal, dengan senandung sang bidadari yang lebih indah daripada nada senar-senar gitar dan rebana


وَهِيَ الْعَرُوْبُ بِشَكْلِهَا وَبِدَلِّهَا ... وَتَحَبُّبٍ لِلزَّوْجِ كُلَّ أَوَانِ


Dialah sang bidadari dengan bodinya dan sifat manja dan genitnya adalah ‘Al-‘Aruub” yaitu senantiasa rindu dan cinta kepada suaminya, setiap saat


وَهِيَ الَّتِي عِنْدَ الْجِمَاعِ تَزِيْدُ فِي ... حَرَكَاتِهَا لِلْعَيْنِ وَالأُذُنَانِ


Dialah sang bidadari yang setiap disetubuhi semakin bertambah gerakan-gerakannya yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh kedua telinga


لُطْفًا وَحُسْنَ تَبَعُّلٍ وَتَغَنُّجٍ ... وَتَحَبُّبٍ تَفْسِيْرُ ذِي الْعِرْفَانِ


Sangat lembut dan sangat baik dalam menyikapi suaminya, sangat genit, sangat cinta kepada suaminya…demikianlah penafsiran ahli ilmu (tentang makna “Al-‘Aruub”)


تِلْكَ الْحَلاَوَةُ وَالْمَلاَحَةُ أَوْجَبَا ... إِطْلاَقَ هَذَا اللَّفْظِ وَضْعَ لِسَانِ


Itulah manisnya dan cantiknya bidadari yang menjadikan tersusunlah kata-kata dalam bait-bait sya’ir ini sebagai ungkapan lisan


فَمَلاَحَةُ التَّصْوِيْرِ قَبْلَ غُنَاجِهَا ... هِيَ أَوَّلٌ وَهِيَ الْمَحَلُّ الثَّانِي


Maka moleknya pembentukan tubuh bidadari sebelum kegenitannya….dialah sang bidadari yang memiliki rupa menawan dan dialah tempat kegenitan


فَإِذَا هُمَا اجْتَمَعَا لِصَبٍّ وَامِقٍ ... بَلَغَتْ بِهِ اللَّذَّاتُ كُلَّ مَكَانِ


Ternyata keduanya (kemolekan rupa tubuhnya dan kegenitannya) tergabungkan untuk sang lelaki yang sangat rindu, maka dengan hal ini kelezatan-kelezatan mencapai semua tempat


أَتْرَابُ سِنٍّ وَاحِدٍ مُتَمَاثِلٍ ... سِنُّ الشَّبَابِ لِأَجْمَلِ الشُّبَّانِ


Para bidadari sebaya umur mereka, seperti umur muda-mudi yaitu dari kalangan muda-mudi yang paling menawan


بِكْرٌ فَلَمْ يَأْخُذْ بَكَارَتَهَا سِوَى الْـ ... ـمَحْبُوْبِ مِنْ إِنْسٍ وِلاَ مِنْ جَانِ


Bidadari yang perawan, maka tidak ada dari seorang manusia maupun jin yang merebut keperawanannya  kecuali kekasihnya saja


حِصْنٌ عَلَيْهِ حَارِسٌ مِنْ أَعْظَمِ الْـ ... ـحُرَّاسِ بِأْسَا شَأْنُهُ ذُوْ شَانِ


Keperawanan tersebut adalah benteng bagi kemaluan sang bidadari, sebagai penjaga, bahkan penjaga yang sangat kuat dan kokoh (dimana sang penjaga tidak akan membiarkan sesuatupun masuk, yang boleh masuk hanyalah kemaluan sang penghuni surga-pen)


فَإِذَا أَحَسَّّ بِدَاخِلٍ لِلْحِصْنِ وَلَّـ ... ـى هَارِبًا فَتَرَاهُ ذَا إِمْعَانِ


Jika sang penjaga (yaitu keperawanan) merasakan ada yang hendak masuk dalam kemaluan sang bidadari (yaitu kemaluan penghuni surga yang ingin masuk-pen) maka sang penjaga segera lagi dengan sungguh-sungguh


وَيَعُوْدُ وهنا حِيْنَ رَبُّ الْحِصْنِ يَخْـ ... ـرُجُ مِنْهُ فَهُوَ كَذَا مَدَى الْأَزْمَانِ


Lalu setelah pemilik benteng tersebut telah pergi maka sang penjaga (yaitu keperawanan) pun akan kembali, dan demikianlah kondisi sang penjaga sepanjang zaman


وَكَذَا رَوَاهُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ أَنَّهَا ... تَنْصَاغُ بِكْرًا لِلْجِمَاعِ الثَّانِي


Dan demikianlah Abu Huroiroh meriwayatkan bahwasanya sang bidadari kembali menjadi perawan untuk persetubuhan berikutnya


لَكِنَّ دَرَّاجًا أَبَا السَّمْحُ الَّذِي ... فِيْهِ يُضَعِّفُهُ أُوْلُو الْإِتْقَانِ


Akan tetapi perawi dalam sanad hadits ini yang bernama Darraj Abu As-Samh dinilai dha’iif oleh para ahli hadits


هَذَا وَبَعْضُهُمْ يُصَحِّحُ عَنْهُ فِي التَّـ ... ـفْسِيْرِ كَالْمَوْلُوْدِ مِنْ حِبَّانِ


Akan tetapi sebagian ahli hadits menilai shahihnya hadits ini untuk menafsirkan firman Allah (di surat yaa siin) sebagaimana dishahihkan oleh ibnu Hibbaan


فَحَدِيْثُهُ دُوْنَ الصَّحِيْحِ وَإِنَّهُ ... فَوْقَ الضَّعِيْفُ وَلَيْسَ ذَا إِتْقَانِ


Namun hadits-haditsnya Ibnu Hibban masih dibawah tingkatan hadits-hadits yang shahih meskipun haditsnya di atas hadits-hadits yang dha’iif, dan ia bukanlah yang (paling) ahli


يُعْطَي الْمُجَامِعُ قُوَّةَ الْمِائَةِ الَّتِي اجْـ ... ـتَمَعَتْ لِأَقْوَى وَاحِدِ الْإِنْسَانِ


Seorang penghuni surga yang bersetubuh akan diberi kekuatan 100 orang, yaitu 100 kali lipat kekuatan manusia di dunia yang paling kuat bersetubuh


لاَ أَنّ قُوَّتَهُ تَضَاعَفُ هَكَذَا ... إِذْ قَدْ يَكُوْن لِأَضْعَفِ الْأَرْكَانِ


Bukan kekuatan penghuni surga ini yang dilipat gandakan, karena bisa jadi sang penghuni surga dahulunya tatkala di dunia merupakan orang yang lemah dalam bersetubuh


وَيَكُوْنُ أَقْوَى مِنْهُ ذَا نَقْصٍ مِنَ الْـ ... إِيْمَانِ وَالْأَعْمَالِ وَالْإِحْسَانِ


Dan (tatkala di dunia bisa jadi) orang yang lemah imannya dan lebih sedikit amal dan kebaikannya dari pada dia ternyata lebih kuat bersetubuh dari pada dia tatkala di dunia


وَلَقَدْ رَوَيْنَا أَنَّهُ يَغْشَى بِيَوْ ... مٍ وَاحِدٍ مِائَةً مِنَ النِّسْوَانِ


Dan sungguh kami telah meriwayatkan (dalam sebuah hadits) bahwasanya dalam sehari ia bersetubuh dengah 100 bidadari


وَرِجَالُهُ شَرْطُ الصَّحِيْحِ رَوَوْا لَهُمْ ... فِيْهِ وَذَا فِي مُعْجَمِ الطَّبْرَانِي


Dan para perawi hadits tersebut sesuai dengan persyaratan shahih (Al-Bukhari), dan hadits ini diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam mu’jamnya


Penjelasan : Ibnul Qayyim memaksudkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah


قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ نَصِلُ إِلَى نِسَائِنَا فِي الْجَنَّةِ ؟ فَقَالَ :  إِنَّ الرَّجُلَ لَيَصِلُ فِي الْيَوْمِ إِلَى مِائَةِ عَذْرَاءَ


Dikatakan kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan berhubungan dengan bidadari-bidadari kita di surga?”, Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Seseorang di surga bisa berhubungan dengan 100 bidadari dalam sehari” (dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 367)






هَذَا دَلِيْلٌ أَنَّ قَدْرَ نِسَائِهِمْ ... مُتَفَاوِتٌ بِتَفَاوُتِ الْإِيْمَانِ


Hadits ini merupakan dalil bahwasanya banyaknya para bidadari bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkatan keimanan para penghuni surga


وَبِهِ يَزُوْلُ تَوَهُّمُ الْإِشْكَالِ عَنْ ... تِلْكَ النُّصُوْصِ بِمِنَّةِ الرَّحْمَانِ


Dengan demikian –dengan karunia dari Ar-Rahman- maka hilanglah problem tentang hadits-hadits tersebut (yang sebagiannya menunjukkan bahwa seorang penghuni surga hanya memperoleh 2 bidadari, dan sebagian hadits yang lain menunjukkan bahwa seorang penghuni surga bisa memperoleh lebih dari 2 bidadari-pen)


وَبِقُوَّةِ الْمِائَةِ الَّتِي حَصَلَتْ لَهُ ... أَفْضَى إِلَى مِاَئِة بِلاَ خَوَرَانِ


Dengan kekuatan 100 orang (dalam bersetubuh) yang ia peroleh maka ia bisa menyetubuhi 100 bidadari tanpa lemas dan loyo


وَأَعَفُّهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا هُوَ الْـ ... أَقْوَى هُنَاكَ لِزُهْدِهِ فِي الْفَانِي


Dan orang yang paling menjaga dirinya di dunia ini maka dialah yang paling kuat kelak di surga, karena ia berskiap zuhud di dunia yang fana ini


فَاجْمَعْ قُوَاكَ لِمَا هُنَاكَ وَغَمِّضِ الْـ ... ـعَيْنَيْنِ وَاصْبِرْ سَاعَةً لِزَمَانِ


Karenanya kumpulkanlah kekuatanmu untuk surga, dan tundukkanlah pandanganmu, dan bersabarlah sebentar untuk kenikmatan abadi


مَا هَهُنَا وَاللهِ مَا يُسَوِّي قَلاَ ... مَةُ ظُفْرٍ وَاحِدَةٍ تَرَى بِجَنَانِ


Demi Allah wanita-wanita dunia tidak sebanding dengan kuku salah seorang bidadari yang kau lihat di surga


مَا هَهُنَا إِلاَّ النَّقَّارُ وَسَيِيءُ الْـ ... أَخْلاَقِ مَعَ عَيْبٍ وَمَعَ نُقْصَانِ


Wanita di dunia hanyalah tukang cerewet dan berakhlak buruk, disertai aib-aib dan kekurangan


هَمٌّ وَغَمٌّ دَائِمٌ لاَ يَنْتَهِي ... حَتىَّ الطَّلاَقِ أَوِ الْفِرَاقِ الثَّانِي


Seorang lelaki di dunia selalu diselimuti kesedihan dan gundah gulana bersama wanita dunia, dan tidak akan hilang hingga berpisah dari istrinya atau ia meninggal dunia


وَاللهُ قَدْ جَعَلَ النِّسَاءَ عَوَانِيًا ... شَرْعًا فَأَضْحَى الْبَعْلُ وَهُوَ الْعَانِي


Allah telah menjadikan para wanita (dunia) sebagai tawanan para lelaki menurut syari’at, akan tetapi kenyataannya malah suami yang tertawan oleh istrinya


لاَ تُؤْثِرِ الْأَدْنَى عَلَى الْأَعْلَى فَإِنْ ... تَفْعَلْ رَجَعْتَ بِذِلَّةٍ وَهَوَانِ


Janganlah engkau mendahulukan yang rendah nilainya dengan mengorbankan sesuatu yang lebih tinggi nilainya, jika engkau melakukannya maka engkau akan memperoleh kehinaan dan kerendahan


Penjelasan : Demikianlah Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan tentang sifat-sifat para wanita yang ada di zaman beliau, maka bagaimana lagi jika beliau rahimahullah melihat para wanita muslimah di zaman kita yang keluar dalam kondisi setengah bugil, memamerkan kemolekan tubuh mereka…!!!, maka apakah yang akan diucapkan oleh Ibnul Qayyim???
***




وَإِذَا بَدَتْ فِي حُلَّةٍ مِنْ لِبْسِهَا ... وَتَمَايَلَتْ كَتَمَايُلِ النَّشْوَانِ


Jika sang bidadari muncul dengan menggunakan gaun yang indah lantas berjalan bergoyang-goyang seperti wanita yang sedang mambuk kepayang


تَهْتَزُّ كَالْغُصْنِ الرَّطِيْبِ وَحَمْلُهُ ... وَرْدٌ وَتُفَّاحٌ عَلَى رُمَّانِ


Sang bidadaripun bergerak-gerak seperti dahan pohon yang segar dan bawaannya adalah mawar dan buah apel yang berada di atas buah delima (yaitu sang bidadari memiliki tubuh yang segar dengan pipi yang putih kemerah-merahan seperti mawar dan buah apel serta buah dada yang tegak berdiri dan bulat seperti buah delima-pen)


وَتَبَخْتَرَتْ فِي مَشْيِهَا وَيَحِقُّ ذَا ... كَ لِمِثْلِهَا فِي جَنَّةِ الْحَيَوَانِ


Lalu bidadaripun berjalan dengan kesombongan dan berlenggak-lenggok, dan pantas gaya jalan seperti itu dilakukan oleh sang bidadari di surga yang abadi


وَوَصَائِفٌ مِنْ خَلْفِهَا وَأَمَامِهَا ... وَعَلَى شَمَائِلِهَا وَعَنْ أَيْمَانِ


Dan disertai para pelayan bidadari, di belakang dan di depan sang bidadari, serta di sebelah kiri dan sebelah kanan sang bidadari


كَالْبَدْرِ لَيْلَةَ تَمِّهِ قَدْ حَفَّ فِي ... غَسَقِ الدُّجَى بِكَوَاكِبِ الْمِيْزَانِ


Sang bidadari seperti rembulan di malam purnama di gelapnya yang rembulan tersebut diliputi oleh bintang-bintang yang menyala-nyala


فَلِسَانُهُ وَفُؤَادُهُ وَالطَّرْفُ فِي ... دَهَشٍ وَإِعْجَابٍ وَفِي سُبْحَانِ


Maka sang penghuni surga jadilah lisannya, hatinya, dan pandangannya terperanjat dan kagum (melihat bidadari) maka iapun bertasbih memuji Allah


فَالْقَلْبُ قَبْلَ زِفَافِهَا فِي عُرْسِهِ ... وَالْعُرْسُ إِثْرُ الْعُرْسِ مُتَّصِلاَنِ


Sungguh hati lelaki penghuni surga sebelum malam pengantin dengan bidadari telah terpikat dan rindu kepada sang bidadari, maka tersambungkanlah kerinduan yang terpendam tersebut dengan datangnya malam pengantin bersama sang bidadari 


حَتىَّ إِذَا مَا وَاجَهَتْهُ تَقَابَلاَ ... أَرَأَيْتَ إِذْ يَتَقَابَلُ الْقَمَرَانِ


Hingga tatkala sang bidadari bertemu dengan sang kekasih maka bagaimanakah pendapatmu jika dua rembulan saling bertemu?


فَسَلِ الْمُتَيَّمَ هَلْ يَحِلُّ الصَّبْرُ عَنْ ... ضَمٍّ وَتَقْبِيْلٍ وَعَنْ فَلَتَانِ


Bertanyalah kepada sang lelaki yang telah mabuk kepayang apakah dia mampu untuk bersabar tidak memeluk dan mencium dan bersegera menuju sang bidadari?


وَسَلِ الْمُتَيَّمَ أَيْنَ خَلَّفَ صَبْرَهُ ... فِي أَيِّ وَادٍ أَمْ بِأَيِّ مَكَانِ


Bertanyalah kepada sang lelaki yang mabuk kepayang, dimanakah ia buang kesabarannya, di lembah mana?, atau di tempat yang mana?


وَسَلِ الْمُتَيَّمَ كَيْفَ حَالَتُهُ وَقَدْ ... مُلِئَتْ لَهُ الأُذُنَانِ وَالْعَيْنَانِ


Bertanyalah kepada sang lelaki yang telah mabuk kepayang bagaimanakah kondisinya padahal kedua telinga dan kedua matanya telah terpenuhi dengan godaan….


مِنْ مَنْطِقٍ رَقَّتْ حَوَاشِيْهِ وَوَجْـ ... ـهٍ كَمْ بِهِ لِلشَّمْسِ مِنْ جَرَيَانِ


Tutur kata sang bidadari yang lembut (yang berisi senandung-senandung yang menggoda-pen), dan wajah bidadari yang sangat cantik jelita seakan-akan bergulir matahari di wajahnya tersebut?


وَسَلِ الْمُتَيَّمَ كَيْفَ عِيْشَتُهُ إِذًا ... وَهُمَا عَلَى فَرْشَيْهِمَا خَلَوَانِ


Bertanyalah kepada sang lelaki yang telah mabuk kepayang bagaimanakah ketenteraman kehidupannya jika perkaranya demikian?, sementara mereka hanya berdua-duan di atas dipan-dipan mereka


يَتَسَاقَطَانِ لآلِئًا مَنْثُوْرَةً ... مِنْ بَيْنِ مَنْظُوْمٍ كَنَظْمِ جَمَانِ


Mereka berdua saling bersenandung dengan senandung yang terindah yang terlepas dari mulut mereka berdua, seperti mutiara-mutiara yang terlepaskan dan terhamburkan


وَسَلِ الْمُتَيَّمَ كَيْفَ مَجْلِسُهُ مَعَ الْـ ... ـمَحْبُوْبِ فِي رَوْحٍ وَفِي رَيْحَانِ


Bertanyalah kepada sang lelaki yang telah mabuk kepayang bagaimanakah kondisinya tatkala duduk bersama kekasihnya sang bidadari dalam kesenangan, ketenteraman, dan anugerah dari Allah


وَتَدُوْرُ كَاسَاتُ الرَّحِيْقِ عَلَيْهِمَا ... بِأَكُفِّ أَقْمَارٍ مِنَ الْوِلْدَانِ


Para pelayan-pelayan yang muda mengitari mereka berdua sambil membawa (dengan telapak-telapak mereka yang sangat indah) gelas-gelas yang berisi arak


يَتَنَازَعَانِ الْكَأْسَ هَذَا مَرَّةً ... وَالْخُوْدُ أُخْرَى ثُمَّ يَتَّكِئَانِ


Mereka berdua saling memperebutkan gelas-gelas tersebut, terkadang sang lelaki yang meminum dari gelas tersebut dan terkadang sang bidadari, kemudian mereka berdua bertelakan


فَيَضُمُّهَا وَتَضُمُّهُ أَرَأَيْتَ مَعْـ ... ـشُوْقَيْنِ بَعْدَ الْبُعْدِ يَلْتَقِيَانِ


Maka sang lelakipun memeluk sang bidadari, dan sebaliknya sang bidadari juga memeluk sang lelaki…, bagaimana menurutmu tentang dua orang yang saling sangat merindukan setelah lama berpisah kemudian bertemu?


غَابَ الرَّقِيْبُ وَغَابَ كُلُّ مُنَكِّدٍ ... وَهُمَا بِثَوْبِ الْوصْلِ مُشْتَمِلاَنِ


Tidak ada yang mengawasi dan sirnalah semua yang mengganggu, mereka berdua berselimutkan dalam satu pakaian yang menggabungkan mereka berdua


أَتَرَاهُمَا ضَجِرَيْنِ مِنْ ذَا الْعَيْشِ لاَ ... وَحَيَاةِ رَبِّكَ مَا هُمَا ضَجِرَانِ


Apakah engkau akan melihat mereka berdua bosan dan terganggu jika kehidupan mereka seperti ini?, demi Allah, tentu tidak… mereka berdua tidak akan bosan


وَيَزِيْدُ كُلٌّ مِنْهُمَا حُبًّا لِصَا ... حِبِهِ جَدِيْدًا سَائِرَ الْأَزْمَانِ


Masing-masing akan semakin bertambah cintanya –cinta yang baru- kepada pasangannya, bertambah terus sepanjang masa


وَوِصَالُهُ يَكْسُوْهُ حُبًّا بَعْدَهُ ... مُتَسَلْسِلاً لاً يَنْتَهِي بِزَمَانِ


Dan hubungannya dengan bidadari menjadikannya memakai gaun cinta, dan kecintaan tersebut akan terus berkesinambungan tidak akan berakhir…abadi…


فَالْوَصْلُ مَحْفُوْفٌ بِحُبٍّ سَابِقٍ ... وَبِلاَحِقٍ وَكِلاَهُمَا صِنْوَانِ


Hubungannya dengan bidadari telah diliputi oleh cinta sebelumnya dan cinta sesudahnya, dan kedua bentuk cinta tersebut saling bergandengan


فَرْقٌ لَطِيْفٌ بَيْنَ ذَاكَ وَبَيْنَ ذَا ... يَدْرِيْهِ ذُوْ شُغْلٍ بِهَذَا الشَّانِ


Ada perbedaan yang tipis antara dua bentuk cinta tersebut, hanya orang tersibukan dengan perkara cinta yang bisa mengetahuinya


وَمَزِيْدُهُمْ فِي كُلَّ وَقْتٍ حَاصِلٍ ... سُبْحَانَ ذِيْ الْمَلَكُوْتِ وَالسُّلْطَانِ


Maka setiap waktu bertambah kecintaan, kerinduan, dan kegembiraan bagi mereka, maha suci Allah yang Maha memiliki segala sesuatu dan Maha Kuasa


Tidak ada tujuan dari Ibnul Qayyim tatkala menyebutkan kenikmatan dan kelezatan bidadari melainkan untuk memotivasi dalam beramal sholeh dan tidak malas dalam beramal. Karenanya di akhir dari bai-bait sya’ir beliau tentang bidadari ini beliau mencela dan mengingatkan orang-orang yang lalai…yang berharap bidadari akan tetapi tidak mau beramal shaleh. Beliau berkata :


يَا غَافِلاً عَمَّا خُلِقْتَ لَهُ انْتَبِهْ ... جَدَّ الرَّحِيْلُ فَلَسْتَ بِالْيَقْظَانِ


Wahai orang yang lalai dari tujuan diciptakan dirimu…hati-hatilah sesungguhnya perjalanan telah dilakukan sementara engkau belum terbangun


سَارَ الرِّفَاقُ وَخَلَّفُوْكَ مَعَ الْأُلَى ... قَنَعُوْا بِذَا الْحَظِّ الْخَسِيْسِ الْفَانِي


Sahabat-sahabatmu telah berjalan pergi dan mereka meninggalkanmu bersama orang-orang yang tertinggal yang rido dengan kehidupan dunia yang hina fana


وَرَأَيْتَ أَكْثَرَ مَنْ تَرَى مُتَخَلِّفًا ... فَتَبِعْتَهُمْ وَرَضِيْتَ بِالْحِرْمَانِ


Engkau telah mengetahui bahwasanya mayoritas orang yang kau lihat adalah tertinggal, lalu engkau mengekori mereka dan engkau ridha dengan terhalangnya engkau (dari kenikmatan bidadari yang abadi)


لَكِنْ أَتَيْتَ بِخُطَّتَيْ عَجْزٍ وَجَهْـ ... ـلٍ بَعْدَ ذَا وَصَحِبْتَ كُلَّ أَمَانِ


Akan tetapi engkau telah menempuh dua jalan yaitu jalan kebodohan dan kemalasan, dan setelah itu engkau masih saja berteman dengan khayalan dan angan-angan


مَنَّتْكَ نَفْسُكَ بِاللِّحَاقِ مَعَ الْقُعُوْ ... دِ عَنِ الْمَسِيْرِ وَرَاحَةِ الْأَبْدَانِ


Hawa nafsumu memberikan angan-angan kepadamu bahwasanya engkau bisa menyusul para penghuni surga dengan hanya sambil duduk dan tubuh yang malas


وَلَسَوْفَ تَعْلَمُ حِيْنَ يَنْكَشِفُ الْغِطَا ... مَاذَا صَنَعْتَ وَكُنْتَ ذَا إِمْكَانِ


Dan tatkala telah terbuka penutup maka engkau akan mengetahui apa yang telah kau perbuat padahal mungkin bagimu (untuk sampai ke bidadari)
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 23-10-1432 H / 21 September 2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com

18 Des 2011

RIAB in memoriam

[2002] Tahun itu sekitar 80an kita dinyatakan lulus sebagai santri di sebuah ponpes modern: RUHUL ISLAM ANAK BANGSA, Aceh besar. Sebuah ponpes binaaan YPSDM dibawah kepemimpinan pak Syamsuddin Mahmud, yayasan yang sempat membesarkan SMA modal bangsa dan SMA Tunas Bangsa.

Sebagai santri baru, na’asnya kita tidak disambut dengan keramahan, tapi malah dengan penzaliman! Diospek habis-habisan oleh 12 senior selama 3 hari. Ingat?

Sungguh tidak berperikesantrian!
Pedih banget gan! pedih yang menyisakan kesan tak terlupakan, tapi sungguh HAYEU, bahkan pengen diospek lagi! pengen dengar Dara bacain puisi “kentut” lagi, minta tanda tangan sana sini, pengen berpenampilan kayak badut plus disurus salam Imbas lagi.. “imbas, imbas, sayangi kami.. syangi kami.. pliz.. plizz.” Masih ingat kan lafadz dan koreografi salam ospek itu??? ;->

Saat itu, semua yang kita lakukan adalah SALAH dimata instruktur ospek, gini contoh reka ulangnya :

Instruktur X : HEH ANAK BARU, CANTIK GAK KAMU?
Ana : gaktau tau instruktur...
Instruktur X : GAKDA CERMIN YA DIRUMAH....???!!!!!!!
Ana : ada instruktur...
Instruktur X : jadi? CANTIK GAK KAMU DI CERMIN ITU?
Ana : gak instruktur....
Instruktur X : GAK TAU BERSYUKUR KAMU YA.....!!!! saia tanya sekali lagi, CANTIK GAK???
Ana : cantik instruktur...
Instruktur X : SOOOOK NYAAAAA....!!! SOK CANTIK KAMU YA...!!! (bla bla bla..)

Salah semua kan jawaban ana?????
[Habeeh dipeulaku tanyoe..]
Di ospek kali itulah seumur-umur ana mimisan.. gak tahan Maaaaaak... (T_T)
***


R-I-A-B
Moga kita takkan lupa bahwa kita pernah 3 tahun sama-sama disana untuk satu misi utama : MENCARI ILMU. [walau nyatanya banyak misi “mencari” lain yang terselip dari misi utama, ex ; mencari masalah, mencari muka, mencari pelanggar bahasa, mencari alasan perizinan, dst]

Saat itu awalnya kita terbagi menjadi 2 kelas : 1 (1) dan 1(2). kalau digeneralisasikan ana Rasa di 1(1) banyakan diisi oleh alumny ponpes, sementara di 1(2) banyakan anak MTsN atau SMP. dan di absent 1(2) lah nama SAFRiNA tertera (manusia terkalem sepanjang masa)
Syukurnya, dulu dikelas 1 belum terjadi pembagian jurusan, jadi anak MTsN macam kami gak perlu mendadak sakit jantung Cuma gara-gara lihat semua buku berbahasa arab, tanpa garis pula. walau kelak banyak yang milih jurusan MAK, tapi setidaknya kita pernah belajar kimia, fisika, dan saudara-sauadaranya selama 1 tahun.


Masih ingatkah guru-guru kita wktu kelas 1?

pak Syuaib? Sampai sekarang ana masih ingat sekali gaya mengajar beliau, terutama kalau lagi mendikte contoh soal, gini contohnya :
“tsebuah peluruu... ditembakkan dari menarra Baiturrrahmaaann..... dengan ketttinnggiaaaan 10 M...”
gawatnya ana en imas, bukannya serius mencatat soal, tapi kami malah sibuk niru bapak tu di balik meja [hihihi. ampun pak ]

Masih ingat Buk syarifah yang ngajar Quran hadis? Kala itu sang ibuk yang kebetulan membawa anaknya yang masih balita ke-lokal, asik nulis dipapan, sementara anaknya dibiarkan bermain diatas meja, saking inovativ-nya tu anak hampir makan kapur..! eh kawan kita malah iseng bisikin “ayo dek makan terus kapurnya....!! loncat dek, loncat...!” [hihihihi, hana ubat]

Buk Mahda? Dulu masing-masing kita harus punya alat musik, apalah itu namanya, yang kayak seruling itu...? Pas disuruh tiup serentak, kayaknya tangan ini masih dipakai mending tutup kuping, daripada dipakai buat pegang seruling dan terus niup alat yang nyatanya sangat bodohnya kita mainkan. Karena bagaimanapun, kayaknya anak ponpes lebih lihai memainkan alat musik perkusi (dibaca : menabuh aqua galon dan meja +menabuh genderang perang) ketimbang alat musik beneran yang ribet itu.

***

Beranjak ke kelas 2 dan kelas 3, isi penghuni kelas telah berbeda, kita sudah dipisahkan sesuai dengan jurusan masing-masing : IPA dan MAK.
Siapa sangka bahwa banyak dari leting kita yang milih MAK?? Bahkan tingkat ana yang ‘rabun’ Bahasa Arab, malah memilih jurusan ini. [sebenarnya bukan ana yang milh sih, tapi ustad Rusydi, karena malam terakhir daftar jurusan cuma tinggal ana lagi yang belum ada nama, iseng ana bilang “ustadz aja yang milih... suka-suka ustadz aja... ana gak suka matematika, dan gak pande Bahasa Arab..” saat itu ana Cuma bisa bermimpi andai RIAB punya jurusan IPS, mungkin tidak begitu ceritanya. [Tapi sayangnya takdir duluan berkata “memang begitu ceritanya” hee he ]


Siapa sangka pakar Exact sekaliber Khairul Badri dan Tabsyir malah milih MAK? Bahkan sampai-sampai guru Kimia kita sempat marah-marah dan kecewa dengan pilihan mereka. Namun, siapa sangka pula justru mereka yang kini tengah s2 di kairo??
[bagaimana ya kabar kemampuan matematika dan kimia mereka?? Masih jago-kah?]

***

Ana jadi ingat saat jam belajar malam, saat itu jadwalnya kita belajar kitab Kawakib sama ust.Rusydi. saat itu ba’da isya para santriwati tergesa-gesa bergegas menuju asrama, ganti kostum cepat-cepat untuk menuju lokal. Kita semua kan tau bagaimana “disegani” nya guru kita yang satu ini, pantang telat, atau siap-siap dengan kemungkinan buruk.

Setelah bertarung dengan waktu agar tak telat, baca Quran pun tak sempat, kami memasuki lokal satu persatu. Dan kali itu diisambut sepenggal kalimat dari meja santriwan mengomentari kami :
“han merah, han kuneng, han ijoe...saket mata ku kalon bajee aneuk inoeng...!” :-D

Tidak ada yang mencurigakan selain tampak hanya beberapa santriwan yang tak masuk.
5 menit, 10 menit berlalu.. ustadz belum juga datang. Jarang hal ini terjadi.. biasa kalau gak masuk beliau kasih tau. Minimal sama salah 1 santrinya. Apa gerangan?

setelah menunggu sekian lama, tiba-tiba...... bak seorang MC, bangunlah salah satu dari santriwan mengarahkan mukanya ke arah santriwati, dan berkata :
“USTDZ RUSYDI-NYA GAK MASUK...!!! Kasiaaaan deh lo.....!”
dan diikuti oleh santriwan lainnya yang bangun 1/1 dan keluar dari lokal setelah mengerjai kami.

[KURANG ASAM............. KAMI DIKERJAIN...!!]
Para santriwan malah tampa dosa terkekeh-kekeh menertawai kemenangan mereka.

TIADA AMPUN! Esoknya kami langsung menyusun serangan balik. Na’asnya jam pelajaran Tahfidz yang diasuh oleh ustadz Marzuki yang harus jadi korban.
--Yang Wan setor di Lokal sama ustadz uki , sementara yang Wati setor di Musala sama ustazah Ayu—
begitu teknis yang sudah-sudah tentang sistem penyetoran hafalan. Namun apa dikata, hasrat balas dendam sudah membara, kami tak jua keluar lokal, dan Ustadz pu kehilangan cara buat maksa kami keluar, sementara di sebelah kiri sana santriwan udah pada merepet “ee.. keluar e kalian, kami mau nyetor...” tapi kami tak bergeming.
Hahhaha. Misi balas dendam dijalankan...!


Lagi-lagi ana Cuma bisa mengulum senyum mengingat kekonyolan kita, kekanak-kanakan kita, ADA ADA SAJA :-D


_Ada si Iqbal Tok kehilangan sepatunya gara-gara kalian sembunyikan, dengan santainya dia maju ke papan tulis untuk menjawab soal yang diberikan ustadz Oji, tanpa menggunakan sepatu :-D

_Ada Udin yang terpilih menjadi duta MAK untuk menemui bangsa IPA : dalam rangka minta bantu menyelesaikan soal, saat ulangan matematika :-D

_Ada itab yang makin tampak kecil dengan ranselnya dan tangannya yang penuh buku itu.. (NGOeP leuh sang juara umum tanyoe...)

_Ada Tado yang pernah mengambil alih tugas ustad. Asnawi untuk “memeperjelas” tentang ilmu faraidh buat anak MAK. ( gaya that teungku nyan.. tapi mantap ilme jih,, rupa jih na cit awak Krung kalee yang jeut ilme faraidh....! ) xixiixixi

_Ada Alim yang yang yakin bisa mentasrifkan kata “hayya”, sampai sampai ustz Salman pun berkata “hebat sekali kamu, pakar nahwu aja gakda 1 pun yang bisa mentasrifkan kata itu..” kemudian meledak tawa satu lokal :-D

_Ada mules yang sering bikin sensasi di pojok lokal, berhari-hari datang ke sekolah dengan payung kuning...

_Ada Karimi dengan gaya Bang Haji-nya..

_Ada Intan Kecil dengan latahnya..

_Ada Husni dengan “angin kencang” nya...

_Ada yang sibuk hafal Quran waktu jam Matematika..

_Ada yang sibuk menggambar di jam Qiraatul Kutub...

_Ada yang sibuk ngitung kata “nah gitu” waktu jam Sosiologi..

_Ada tang sibuk niru kata “gak boleh..!” waktu belajar kitab Bidayah..

_Ada yang kabur dari lokal, dan malah tidur diasrama selama jam Mantiq...

_Ada juga yang langsung main tidur dilokal...diatas meja..

_Bahkan saking kreatifnya, ada pula yang tidur 1 jam dibawah meja.... hahhahaha

Pokoknya ADA-ADA SAJA ULAH KITA.

***

Memang yang ana tampilkan dalam tulisan kali ini versi yang “bandel-bandel” nya aja. Lagi pula, ketika BERNOSTALGILA memang yang konyol-koknyol-lah yang asik dikenang. Setuju? Lanjut...


Masih ada yang ingat agenda X-kul kita ? kuis LACAK DAYAH?
Diantara ratusan pertanyaan yang kita buat untuk peserta, ada 1 pertanyaan yang gak akan pernah ana lupakan, yakni :
“siapakah pemilik bibir terseksi di Ruhul Islam anak bangsa?” :-D

Apa pula soal ini...?! entah ada ide dari mana buat nyeret-nyeret bibir ilham sebagai petanyaan..?!!! (hmm... tapi kayaknya dari demuz punya kerja)

Berhubung penggagas soal dari leting kita, dan pemilik bibir terseksi juga dari leting kita, jadi Cuma peserta dari leting kita pula yang bisa menjawab dengan benar.... HORRREEE....!! :-D



ada lagi tragedi panggung yang hampir kebakaran gara-gra penampilan drama anak 1(2).
hayoo? ulah siapa ni?
sampai sampai si Gun harus teriak "AIR... AIR....!!!" Padahal itu kan gak ada di naskah? mana drama Bahasa Arab lagi! terpaksa teriak pakai bahasa indonesia, saking takutnya.... hahahahha



Ada lagi yang konyol, sudah jadi tradisi “krisis air” melanda tiap ponpes, tak terkecuali RIAB. Jika hal ini terjadi di asrama, langsung deh, gak Wan-gak Wati menyerbu kamar mandi sekolah (setting mata ie). Na’asnya yang dulu biasanya diasrama putri bilang “ba`daki man?” eh, ketika di hamam sekolah malah harus ganti zamir menjadi “ba’daka man?”! [parah gan!] :-D


Pernah juga waktu UAN, saat itu pelajaran bahasa inggris, tiba-tiba gempa (memang ada ya, gempa tak tiba-tiba??). lucunya, para santri yang berhamburan keluar spontan dengan soal ujian ditangan malah langsung memanfaatkan waktu untuk berburu pakar Bahasa Inggris. ela, fira, yafril-pun dikerumuni fans saat itu buat dimintai jawaban soal, padahal bumi kami berpijak masih bergoyang lumayan kencang... *ini namanya bencana menjadi anugrah... :-D


Dulu, setelah tsunami, Pernah datang beberapa bule ke asrama kita, walaupun misi utama mereka “pembangunan lab bahasa”, dari awal kita memang sudah was-was dengan misi dibalik misi , bukan berhusnuzon, Cuma “waspada”! Hingga belakangan, terbukti mereka memberikan terjemahan Injil dan kaset kidung mereka buat beberapa teman kita.
(weizz, seram)
Yang lucunya, giliran dikasih benda gitu pada gak mau, giliran dikasih kue tar sama mereka eh malah ludes seketika! Dasar BEnu Buloe! :-D

***

MASUK KE BENDA BERSEJARAH...

1. PAPAN UBUDIAH
Walau ditempatkan di departement jurnal, tapi ana hobby kali nulis papan tu.
Apalagi kalau bisa iseng nulis nama suka-suka ana (inilah azas manfaat berkawan dekat dengan aparatur ubudiyah), tak kajarang kami sekongkol buat masangin nama si ‘ehm’ dengan si ‘ehm’ :-D
Si X yang jadi imam, si Y yang baca doa.
Pokoknya yang dipasangkan adalah sejoli yang serasi. Cuit, cuit... ;-D
[ttd :sang mafia papan ubudiyah] :-D


2. MIC PKD
Dulu kita suka berlagak sebagai informan sejati di mic itu, contoh : “nad’u ila uhtina sri kurniati alaikil hudzur ila PKD halan.. lianna abuki yantadziruki huna...”.
Sementara bagi yang diasrama dan sekolahan, apabila udah ada bunyi mic dihidupkan, ditiup, atau diketok jari, itu berarti udah biasa pasang kuping baik-baik, karena bakal ada pengumuman. Mana tau nama kita dipanggil (ngarep). Kadang malah ada yang iseng manggil nama sendiri di di PKD, Adapula si Udin yang manggil kawan-kawan dengan lafadz “dipanggilkan kepada anak kami....” (hahaha.. alahai din, padup droe aneuk ka? Meu mak aneuk mit gohlom na meu sikhan? Pat tacoek ‘anak kami’) :-D


3. KERTAS SEMEN
Sejak kita kelas 2, kita mulai membuat inovasi, bermain dengan kertas keramat itu sebagai dekorasi panggung. Ingat? Ada yang kena tugas untuk beli kertas semen, lepasin talinya, ada yang kena tugas jemurin, ada yang kena tugas bersihin, buatin lem, nyambungin kertas hingga lebar, dan kemudian diberikan kepada ahlinya untuk dilukis (iqbal cs). And finally... lukisannya dipasang sebagai background panggung! MANTAP! (kalau tidak salah edisi pertama itu gambar Eifel bukan ya?)
Saat itulah RIAB akhirnya say goodbye buat seprei sebagai tokoh utama dalam dekorasi panggung. Hee he


4. CERMIN
1 cermin banyak kepala itu?
Kamar kita miskin cermin, dan ukurannya tak besar pula! Sebelum berangkat ke sekolah bisa ada banyak kepala yang nyembul didepan cermin, bahkan untuk mencegah huru-hara kita udah set posisi becermin, berbaris sesuai tinggi badan.. dan untunglah ana yang kena di depan, dilanjutkan nufi, nora, dst hingga ada Dara di paling belakang belakang! Haa ha

Eh,pas poto hitam-putih punya Tabsyir dan Mul yang nempel dicermin itu udah kemana sekarang?
[ Hayo mul, Syir, gak jelas kemana foto tu sekarang, hatti-hati kalian, bisa kena Ain ntar.... makanya, pas poto jangan dicecer, kedapatan ma kami gak selamat lagi. xixixixi ]


5. TV
sejak pindah dari lampeuneurut, mata ie seolah menjadi surga baru buat kita: asrama baru, sekolah baru, fasilitas baru ; termasuk TV baru diruang makan (yang hanya bisa di hidupkan saat jam makan!)
Padahal pembina telah membuat peraturan tentang “tontonan” yang boleh ditonton, bahkan semestinya remote TV Cuma bisa dipegang oleh anggota Keamanan putra! Ya, ditangan mereka lah semestinya remote itu mengontrol tontonan ratusan santri (wan dan wati). Tapi nyatanya remote asik pindah tangan terus.


Awal-awalnya kita memang istiqamah rutin nonton berita. Gak tau apa yang terjadi, kemudian lama kelamaan tontonan kita jadi gak karuan ; waktu makan malam nonton sinetron, laaah sarapan-nya malah nonton dangdut! [hahhaha, so but nyan???? So mat remote???????? Hayoo ngaku! Biar ana kasih duit sebagai ucapan terima kasih. he]

Apalagi yang jatah piket mat’am, padahal kewajiban di math’am Cuma buat bersihin dan ngepel, siapa suruh hidupin TV??! pakai acara bagi shift kerja pula: yang nyapu, yang ngepel, yang atur meja, yang nonton, yang jaga ustadz... (bak but salah pih meu jamaah! Habeh lagee..:-D )


6. HIJAB MUSALLA?
Masih ingat kain yang melambai-lambai itu? Yang memisahkan antara jamaaah wan dan wati? Dulu di lampeuneurut warnanya putih, pindah ke mata ie jadi warna hijau. (kapan ya diganti jadi warna pink? Hehe)
Hijab musalla jadi saksi bisu antara banyak bayangan... (uhuk uhuk)
Ana hafal kali rata-rata naskah para mahluk di balik hijab, gini dia kira-kira reka ulang nya :

“tok tok tok, asssalamualaikum...” (seorang santriwan me ngetok dari balik hijab)
“wa’alaikumsalam..” (jawab salah seorang santriwati yang posisinya dekat hijab)
“maujud Yusniar fil musalla..?” (sebut saja namanya yusniar)
“man? yusniar? Maujud..... haza man? “ (sambil memandang ke dek yusniar)
“haza bang joni....” (hahhahhaha)

[ngakunya sih “kepentingan departement, urusan leting, konsulat, dst” tapi entah ada lobster dibalik batu.. ]

Banyak sekali kejadian unik dibalik “hijab dan angin” . Mulai dari santriwati di saf depan yang terpaksa ngangkat hijab diatas kepala setelah bangun dari sujud, hingga sama-sama kepergok lagi adegan tidur massal ba’da subuh.

Papan ubudiah, mic PKD, kertas semen, cermin banyak wajah, TV seratus umat , hijab melambai, Itulah 6 dari sekian benda keramat Di RIAB.

***

Tempat terindah?
1. MUSALLA
Tempat pertama kalinya ana berbicara didepan umum, demi dept. ubudiah yang mewajibkan semua anak kelas 1 bergiliran berpidato setiap habis magrib, kalau gak siap-siap masuk mahkamah!
jamaah mau mendengarkan pidato kita atau tidak, itu semua tergantung mulut kita yang harus pandai-pandai berkomunikasi dan menarik perhatian mereka. Atau siap-siap kita Cuma berbicara ditengah jamaah yang sibuk mengaji (+_+)

KENANGLAH.....
kita pernah shalat dalam satu jamaah musalla itu... dimana kawan kita sendiri yang menjadi imamnya.. menjadi muazzinnnya... dan pembaca doanya... Ingin sekali rasanya mengulang itu lagi....... pengen mendengar bacaan Badri dan Mujib cs lagi......... (yang diomongin gak boleh GR)

kita udah hafal benar nama-nama yang sering jadi imam, sebaliknya kita juga tau nama-nama yang sering kabur kalau diamanahi jadi imam. Bahkan kayaknya ada tuh yang kayaknya selalu mangkir jadi imam atau muazzin (ada yang merasa?) ;-p

kalau senin-kamis, habis zuhur jadi waktu yang paling seru rebahan di musalla. bareng Nora, itab, Alfi, Dara, Nia (dst ). Kalau gak ada jam sekolah siang, bisa baru jam setengah 4 biasa kami pulang ke asrama. Mau tau apa yang kami lakukan??
ngaji 10 menit, taqrir 10 menit, ngafal 10 menit, ngobek 1 jam, tidur hampir 1 jam... kalau sebaliknya tu berarti kami lagi kerasukan... [hehehhehe]


2. LOKAL
Siapa sih yang gak merindukan lokal?
Apalagi kalau mahluknya kayak kalian.
Dengan tingkah yang ADA-ADA SAJA....!
Lokal yang multi fungsi...Mulai dari tempat disribusi ilmu... hingga distribusi kuaci...
Btw, kalau musim MTQ tiba lokal MAK mendadak sepi, lantaran personil kita banyak direkrut untuk ikut berlomba diajang itu. Memang, yang menghilang tidak lebih dari 1/3 penghuni lokal, tapi kalau sempat yang tak ada itu si Gun, rayhal, karimi, mules, dan tokoh fenemona lainnya. Bisa terancam tabeu lokal kita! Setuju?
saat jam matematika, dilokal MAK itulah, kita pernah dengan tanpa malunya bilang “ni kayaknya salah soal pak...” [oo maaak oooi.....!! gak malu!! padahal emang oon, bilang ‘salah soal’ pula..hahhaha]


3. MATH’AM
Tempatnya ngantri makan rantusan santri. Tempat kita merasakan menu-menu KD (kakak dapur). Semuanya ngaku menu itu tidak apa-apanya dengan buatan ibu kita, tapi ntah kenapa, tiap hari ada yang nyuri jatah makan orang, apalagi jatah buah-buahan...! (>.<)
Math’am yang duoble fungsi sebagai aula.. (setting mata ie)
Jadi ingat, kalau ada acara, pasti dah bisa main angkat-angkat meja..
Simsalabim, abracadabra, dan dan jadilah kalian kuli...!!!! :-D


4. KAMAR
Selama 4 kali pindah kamar, kamar pertama dan terakhir-lah yang paling berkesan bagi ana.
dulu dikamar 4 (lampeuneurut) ana, ela, uswah, dan vina dititipi dikamar senior kelas 2, sementara hampir 70% anak baru lainnya ditempatkan semuanya disatu kamar terluas.

Sempat merasa ‘apes” sih sekamar sama kakak-kakak, gak bebas, tapi belakangan makin menarik bersama mereka, karena justru kami malah lebih mudah berbaur dengan anak kelas 2, hingga akhirnya banyak mengetahui apa yang tidak diketahui anak kelas 1 lainnya.

Dikarenakan kamar ini diajadikan lapaknya dept. Koperasi putri, jadi kamar kami sering “tebuka” untuk umum. Dan berhubung sistem jual belinya kadang pakai sistem “Allah melihat”, jadi kami tidak begitu menjaga tentang siapa yang membeli, dan berapa yang dibeli.
Hingga pernah suatu hari, kak Husni merepet gara-gara lihat kue-kue basah yang berkurang, namun duit tidak ada!
Setelah beberapa menit capek bersuudzon dan merepet tentang teganya santri yang tidak membayar, tiba tiba... pandangan kami mengarah ke seekor kambing diluar kamar, dan ternyata : dia sedang asikya makan kue-kue koperasi yang sedang kami bahas.
[yaelah, pantesan gakda duit, wong yang belinya kambing...!!] *pesan moral : jangan cepat memvonis siapapun, bisa jadi yang anda vonis “jelek” itu bukan mausia, tapi kambing! atau sebaliknya, dia bukan kambing tapi manusia [?]
Setelah hari itu, kamarr 4 jadi sering tutup pintu, trauma sama kambing, sang maling. (-_-“)


Pindah ke mata ie, anak kelas 3 putri ditempatkan dalam 3 rumah monopoli (disebut demikian karena ukurannya yang mini, macam rumah monopoli ). Dan ke 3 kamar itu adalah:
Kamar A =yang banci foto (asli banci, bentar-bentar klik sana klik sini..v^__^v )
Kamar B =yang anggotanya punya 3B (brain, beauty, behaviour *ka lagee miss universe B-))
Kamar C =yang mempunyai tambang emas (xixiixix...kaya sekali mereka :-D )


Dan dikamar B lah, kamar terakhir ana, kamar terindah. Tempat 14 orang dari kami meniti hari :
dari ngantri mandi hingga yok-yok mie,
dari berbagi rezeki sampai berbagi gosip selebriti,
dari mendengar lagu islami sampai lagu jahili...
(nyaaan, masih ingat kita asik dengar Indonesian Idol dari walkmannya dara???? Mantap kali mata ie itu. Siaran tv bisa diakses melalui radio.)
Ya, kamar B yang penuh kenangan,
saat kita sering menampung adek-adek yang kerasukan,
saat kamar basah gara-gara rusaknya keran,
saat sebungkus nasi goreng dijajah 10 tangan...


5. Kamar mandi, alias HAMAM
Yang ini khusus di lampeueneurut (karena kamar mandinya terpisah dari kamar). Kita udah hafal dialog-dialog yang sering mengudara dikamar mandi, contohnya reka ulangnya sebagai berikut :
X : maaaan?
Y : saribanun..
X : ba’daki man?
Y : ba’di zubaidah
X : ba’daha?
Y : maimunah..
X : ba’daha kaman?
Y : zainabun.. summa juwariah....
(haa? Kok tawil jiddan taburuha?) *ttd : perusak bahasa

begitu lah kita beralih adari pintu ke pintu untuk mencari antrian tersingkat. Ujung-ujungnya “lau mafi.. ana na’am...” dan kadang juga dilanjutkan dengan “maujud ma-un la? Kam ubin?” wkwkkwkwk
Kalau mendapati kenyataan gakda air lagi dikamar mandi, siap-siap kesekolah tanpa mandi! *sering terjadi dikota-kota besar (+_+)

Atau ada lagi yang tega-teganya Ghasab air di embernya orang. Ana jadi ingat rona muka Ayi atau Alim yang tiba-tiba tampak murung dikamar mandi, pas kita tanya kenapa.... dengan “weuh hatee” mereka menjawab :
“ma-i mafi kaman....”
[ata jeumot that tampoeng ie, so yu me embe raya-raya that, Dah dirampok kan airnya?]

***

Masuk ke guru favorit?
• [ALM. USTADZ RUSYDI]
sungguh......... ana kehilangan kata-kata sampai disini........

Begitu besar jasa ustadz selama waktu yang sangat singkat di RIAB..
ustadz, bidadari itu memang tak ustadz temui didunia, tapi kami murid-muridmu selalu berdoa dan meyakini Allah ‘bidadari’ itu telah menunggu sekian lama di akhirat.. untuk menyambut maha guru kami....yaitu ustadz..yang syahid dijemput tsunami, saat hendak belanja untuk makan siang...untuk kami.......


• [USTADZ MUZAKKIR & USTDZ FAHMI]
Terima kasih tak terhingga untuk ilmu-ilmu yang telah diberikan... syair-syair yang telah ustadz fahmi ajarkan.. metode-metode penafsiran yang telah ustadz muzakkir jelaskan... ustz adalah kebanggan kami...dan semoga kelak kami bisa membanggakan ustadz..


• [BUK ERY & USTDZAH RAHMAWATI]
Ini dia dua srikandi aneuk galoeng... ^_^
Buk ery, ntah kenapa ana merasa ibuk ery dikirim Allah ke Riab khusus buat leting kita... soalnya ibu Cuma sebentar bisa ngajar disana. Dan kita lah leting yang beruntung itu, karena bisa diajarkan seorang guru seperti beliau.
Sosok yang multiposisi, kadang kadang jadi guru, jadi ibu, jadi kakak, bahkan sahabat..^_^

Ustdzah rahmi..
yang mengajarkan kami tentang hadis yang layak dan tak layak. yang telah pertama kali mengenalkan kami kepada kitab-kitab hadis di pustaka IAIN. sosok keibuan yang telah berjasa buat anak MAK (pada khususnya)


• [PAK SAYUTI & PAK ANWAR AFFAN]
Coba kenang reka ulang berikut :

“KAMU...KAMUUUUUUU..., KELUAR...!!!!!!!!!” kata pak sayuti
santri yang ditunjuki beliau tampaknya sempat ketakutan, kelaspun hening, kebingungan dengan pak sayuti yang tiba-tiba tampak marah dan tega menyuruh keluar salah 1 teman kita yang padahal dikenal “baik bin lurus”
Hingga tak lama kemudian, beliau melanjutkan kata-kata nya :
“itu tadi.. contoh kalimat perintah...!”
(gubrak), lokal meledak lagi oleh tawa.


Atau bagaimana dengan kalimat-kalimat yang ini?
“abang, abang,,,! abang anak ruhul islam ya?”
“iya dek...”
“anak ruhul islam pande-pande ya bang?”
“oo.. pande kali dek...”
“bang... phrase itu apa bang?”
“??..................tungg

u ya dek, abang cari dibuku dulu.....” :-D




Selanjutnya.. “SELANG SEBARIS ANAK BAPAK.........!”
Pak anwar ^_^
semangat mengajar beliau patut diacungi jempol.
Terima kasih kepada kedua guru Bahasa indonesia kami..






• [USTDZ IRFAN & USTDZ INDRA]
Ustadz yang selalu ada cara untuk buat kami tertawa...
Ada saja cara untuk buat kami mengerti...
Dulu ana ingat sempat ustdz irfan membagi kita kedalam beberapa grup untuk tampil makalah ( pelajaran fiqh kalau tidak salah) dan grup kami kedapatan topik JIHAD.
Kami sempat kewalahan dengan pertanyaan teman-teman yang menyakan tentang hukum bom bunuh diri yang dilakukan warga palestina, apakah it syahid? dan apakah apa yang dilakukan GAM bisa disebut jihad???
Alhamdulillah setelah lirik komentar sana, lirik komentar sini... semua grup bisa tampil dengan maksimal. Tapi bagaimana pun grup kami yang paling Seru. Tiada duanya... karena cuma grup kami lah yang pakai pakaian kompak waktu tampil makalah : PINK hai meutuwah!
(memalukan...! bit-bit norak...) (-_-‘)


Ustad indra.. wali kelasnya anak IPA, yang selalu tampak ceria...
Yang sejak dari PKD vespa-nya telah dimatikan, hingga dia meluncur turun sendiri ke asrama putra (program hemat emisi dan bahan bakar, save our eath ala ustd indra)
Ustdz, terima kasih telah sabar menghadapi kami yang bandel ini...




• [PAK MUS, PAK NURDIN, PAK HAMID]
Hai anak MAK, banyak-banyak minta maaf ma guru matematika kita...
Padahal guru matematika yang dipilh buat kita “tidak sembarangan”, tapi emang dasar kita ‘rabun’ angka, bangai ya tetap bangai... (-_-“)


Pak mus.. terima ksih buat rubrik “psikologi cinta” buat kami..
Pak nurdin.. terima kasih buat “cos-sec” nya..
Pak hamid... terima kasih untuk penjelasan tentang kejadian tsunami ....




[ustadz AMIN, ustadz PIYAN, ustadz UKI, ustadz ASNAWI ustadz SALMAN, ustadz OJI, ustadz ZULKHAIRI]
[ustadzah UMAINI, ustadzah PIT, ustadzah AYU, ustadzah SUFIA, ustadzah YANTI]


Dan semua dewan guru yang tak bisa 1/1 kami sebutkan, para guru yang telah mengajarkan kami yang bandel ini... HORMAT DAN CINTA KAMI KEPADA PAHLAWAN PENDIDIKAN KAMI.....


***




Teman teman tak terlupakan..
MIA siperusak lirik lagu, x-RUL yang porsi makan banyak tapi badan tetap kurus, DEDEK sang qori, YAFRIL si mahluk ajaib, FADIL partner kerja wktu ujian, FIRA si penyuka ungu, ULFAH si Binti hasan, Si kembarr DESSY-DEDY, ARYATI sang tetangga, RAIHAL sang koki leting, BASUN-RAHMI-AMMEH-AWUL dari kerajaan meurudu, MISRUL sang news maker, LIA si atlit, SABAR-UFOO-PIT pemilik tambang emas galian C, MAMAN si chinese, ICHA si penyuka mie kocok, ACIN-AZIN yang baik hati , CIBONE-ARI-RIDO dari kubu lamkawe, RYAN sang ketua MPK terakhir, VINA sang ibu seni, TAQIN sang tokoh perumus teory ‘pembodohan’, USWAH si gigi kuat.... dan semua anak-anak leting 6 lainnya...
awalnya kita memang ada Sekitar 84, tapi yang Bertahan dalam seleksi alam hingga lulus hanya sekitar 65.


Kita dipertemukan disana 8 tahunan lalu...


***




Ruhul –bangsa-anak-islam? Ruhul-anak-bangsa-islam? RUHUL ISLAM ANAK BANGSA...^_^


8 tahun lau, Siapa sangka kita ditakdirkan bertemu manusia-manusia unik disana? Beretemu dengan benda-benda keramat ? tempat-tempat bersejarah? Siapa sangka... YA SIAPA SANGKA.


_Siapa sangka sang ketua keamanan, Zuboyli ternyata kini melanjutkan karir “keamanan” nya sebagai “pemegang duit” di Satpol PP.


_Siapa sangka sosok sesederhana Tanzir dulu, kini telah melanglang hingga ke Amerika dan Jepang selama jadi mahasiswa S1? Salutnya dia malah bisa cumlaude dlam 4 tahun padahal telah dipotong masa “beasiswa” ke negara itu.


_Siapa sangka intruktur ospek terekejam, imas , yang dulu “alergi” pelajaran-pelajaran MAK itu, malah sempat jadi mahasiswi jurusan Syariah, dan kini jadi karyawan di sebuah Bank syariah dipusat kota?


_Siapa sangka Nufi yang dulu suka ngigau pakai bahasa Arab itu ,setelah 1 tahunan di jogja, kini malah harus betah jadi pegawai super sibuk di dinas pertanahan?


_Siapa sangka, ketua syirkah/merangkap da’i leting, Gunawan, yang selama di RIAB tidak sama sekali tidak tampak mencintai seni itu, malah kemudian tampak di film KCB sebagai penari saman?


_Siapa sangka seorang produk MAK, irwansyah, kini malah menajadi direktur/pendiri sebuah lembaga pendidikan komputer, DELLNAZ istitute?? Padahal dulu di MAK kita sama sekali tidak dibekali hal itu?


_Siapa sangka ibuk bahasa tega menghianati cinta ana? Ela, 3 kali sekamar, 2 tahun selokal, Katanya mau sama-sama daftar ulang di TEN, eh dia malah kabur ke Jakarta selatan! Durhaka dikau la...! Ku kutuk jadi Marshanda, tau rasa!


_Siapa sangka sosok Awee sukses menyelesaikan studinya di IPDN, dan kini menjadi aparatur kecamatan?


_Siapa sangka sosok sekalem Sri, biasa menjadi lulusan kedua terbaik di UIN syarif Hidayatullah?


_Siapa sangka mahluk se-lola Ayi malah udah lulus psikolog UIN? Padahal dulu kita ajak ngomong aja dia sering gak nyambung.. sekarang dah pande ‘baca’ orang... HAHHA


_Siapa sangka, orang yang dulu nama kampung halamannya sering kita jadiin objek, Nasril, kini sudah jadi fly lecturer (=dosen terbang)... fly from Alhilal, RIAB, to IAIN? hoho


_Siapa sangka, sang ketua bahasa , Mulyadi yang ngaku-ngaku ganteng itu, bisa mendapatkan beasiswa S1 nya di Madinah? bisa naik haji dan pulang ke tanah air tiap tahunnya? [ makmu that udep teungku nyan. tijoeh ie babah teuh ]


_Siapa sangka Yasin sang ketua jurnal, masih setia dalam jalur “menulis”? sampai ke mesir pun masih menggabungkan diri ke SINAI? Dan tulisan-tulisannya bisa kita dapat di Era Muslim?


_Siapa sangka Nurul hayati yang pemalu dan sering merona merah itu kini pandai sekali berorasi? Sukses di sebuah MLM?


_Siapa sangka tak lama lagi Nora dan teteh bisa jadi dokter? Padahal dulu penyakitan! (terutama sakit saraf) he


_Siapa sangka Uzlifatul jannnah malah memilih jurusan sastra Prancis di UNPAD? Padahal waJah samalanga tektok, gaya li mau ke perancis! v^_^v


_siapa sangka yang nulis note ini gak berubah-ubah dari dulu hingga kini?? ... ya Rabb.. ihdinassirathal mustaqiem...
****




YA SIAPA SANGKA....
SIAPA SANGKA baru 5 tahun terpisah banyak sekali perubahan terjadi sana-sini??
Dan entah apa yang akan terjadi 5 tahun lagi...?
Ada yang bisa menyangka?